Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Psikolog Duga Pelaku Pembunuhan Balita Punya Peristiwa Traumatis

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi kekerasan pada anak. health. wyo.gov
Ilustrasi kekerasan pada anak. health. wyo.gov
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang remaja, NF, 14, mengaku menyebabkan kematian seorang anak berusia 5 tahun, APA, di rumahnya di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Kamis, 5 Maret 2020. Kasus pembunuhan balita ini menjadi pembicaraan banyak orang. Sampai saat ini, aparat kepolisian pun belum menentukan pasal yang diterapkan dalam kasus pembunuhan anak tersebut.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan, aksi tersebut diduga dilatari karena kerap menonton film horor sadistis.

“Pengakuannya, tersangka pembunuhan melakukan aksinya secara spontan karena sering nonton film horor,” kata Yusri di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Sabtu, 7 Maret 2020.

Psikolog Anisa Cahya Ningrum menilai kasus ini tergolong luar biasa yang perlu penanganan hati-hati dan cermat. Perilaku ini ibarat gunung es yang muncul ujungnya saja. Di luar dugaan bahwa dia melakukan aksi karena kebiasaan nonton film sadistis, di dalam diri pelaku sebenarnya tersimpan sebongkah besar permasalahan psikologis yang dalam dan traumatis.

Penanganan kasus ini memerlukan pemeriksaan yang mendalam terhadap pelaku. satu per satu lembaran-lembaran perjalanan hidupnya selama 15 tahun harus dikupas tuntas. Kemungkinan besar ia menjalani hidup dengan tidak mudah. Bisa jadi, pelaku adalah seorang anak yang ”kesepian dan terluka”. Mungkin kebutuhan emosionalnya tak terpenuhi seperti layaknya anak yang lain.

"Penanganannya memang perlu ekstra hati-hati. Diagnosis yang akan ditegakkan oleh para psikolog dan psikiater yang memeriksanya, bisa menjadi acuan berharga dalam proses hukum yang akan dijalaninya," ucap Anisa.

Menurut Anisa, anak yang aspek emosi dan moralnya berkembang dengan baik, maka hal ini tidak akan terjadi. Seseorang yang melakukan tindakan seperti itu berarti tidak mendapatkan pembelajaran yang optimal tentang batasan-batasan perilaku yang pantas dan tidak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Bisa diduga, pelaku berada dalam lingkungan yang 'membolehkan' tindakan kekerasan itu terjadi, sehingga ia menganggap itu hal yang biasa, dan tak perlu disesali," ucapnya.

Menurut Anisa, kondisi lingkungan tersebut secara berangsur dan terus menerus akan membentuk skema dalam otaknya bahwa hal itu memang harus dilakukan dan menjadi hal yang wajar. Skema ini bisa menjadi awal gangguan kejiwaan. 

"Stimulasi kekerasan terhadap pelaku bisa menjadi salah satu penyebab mengapa ia melakukan tindakan ini. Apalagi didukung dengan rekam grafologis yang menggambarkan ungkapan hati dan dugaan peristiwa yang pernah ia lalui," Anisa menambahkan.

Anisa juga menduga pelaku tidak mendapatkan pendampingan yang memadai selama bertumbuh dari kanak-kanak ke masa remaja. "Seandainya saja semua coretannya tertangkap secara dini oleh orang-orang di sekitarnya, lalu dikonsultasikan ke profesional, maka akan segera diketahui kondisi psikologisnya, dan perbuatan yang berbahaya ini bisa dicegah," ujar dia. 

Jika memang benar pelaku sering mendapat tindakan kekerasan oleh orang dewasa di sekitarnya, maka terlihat dari tulisan-tulisannya bahwa sebetulnya ia ingin membalasnya.

Mengapa akhirnya ia melakukannya kepada seorang anak kecil? Bisa jadi, karena ia merasa tidak berdaya dan tak kuasa untuk melakukannya kepada orang dewasa yang ingin dituju. Ketika dorongan untuk melakukan kekerasan itu tetap memenuhi hasratnya maka yang paling memungkinkan korbannya adalah pihak subordinat, yang bisa dikuasainya, yaitu anak kecil yang tak berdaya.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kekerasan Menimpa Putri Komedian Isa Bajaj, Begini Saran Surabaya Children Crisis Center pada Pemda Magetan

3 hari lalu

Komedian Isa Bajaj dan Sinyorita Esperanza menghadiri pemakaman Agung Hercules di TPU Cikutra, Bandung, Jumat, 2 Agustus 2019. Instagram/@Isabajaj
Kekerasan Menimpa Putri Komedian Isa Bajaj, Begini Saran Surabaya Children Crisis Center pada Pemda Magetan

Surabaya Children Crisis Center menyayangkan terjadinya tidak kekerasan oleh laki-laki tak dikenal terhadap putri komedian Isa Bajaj di Magetan.


Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

8 hari lalu

Petugas berjaga di dekat Gereja Assyrian Christ The Good Shepherd setelah serangan  yang terjadi saat kebaktian malam sebelumnya, di Wakely di Sydney, Australia, 16 April 2024. REUTERS/Jaimi Joy
Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

Polisi Australia mengatakan penusukan terhadap seorang uskup gereja Asiria di Sydney adalah tindakan teror


Penusukan di Sydney Lukai Uskup Pro-Palestina, Pelaku Remaja 15 Tahun

8 hari lalu

Seseorang menikam Uskup Mar Mari Emmanuel saat kebaktian gereja di Gereja Christ The Good Shepherd di Wakeley, Sydney, Australia 15 April 2024. REUTERS
Penusukan di Sydney Lukai Uskup Pro-Palestina, Pelaku Remaja 15 Tahun

Kasus penusukan kembali terjadi di Sydney, Australia setelah seorang remaja ditangkap karena menikam uskup dan beberapa jemaat gereja Asiria


Jawab Rumor Putus dengan Ajudan Prabowo, Nikita Mirzani Mengaku Jadi Korban Kekerasan

10 hari lalu

Nikita Mirzani. Foto: Instagram Nikita Mirzani.
Jawab Rumor Putus dengan Ajudan Prabowo, Nikita Mirzani Mengaku Jadi Korban Kekerasan

Menurut Nikita Mirzani, selama ini ia diam lantaran merasa takut akan mendapatkan penilaian dan tidak akan ada yang percaya.


Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

10 hari lalu

Front Mahasiswa Anti Kekerasan Papua menggelar Aksi didepan gedung Komnas HAM RI, di Jakrta, Jumat 3 Maret 2023. Aksi ini sebagai bentuk Solidaritas rakyat Papua Wamena terhadap Pelanggaran HAM yang di perbuat oleh TNI/POLRI dan menuntut usut penembakan di Wamena yang mengakibatkan 9 orang meninggal. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum


Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

12 hari lalu

Ilustrasi anak main game. Shutterstock.com
Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

Kak Seto mengatakan game atau permainan dengan kekerasan dan konten negatif mesti dibersihkan karena berdampak buruk pada anak.


Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

17 hari lalu

Ilustrasi balita bantu orang tua. Foto : Fatherly
Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

Orang dewasa harus menghindari mencium balita ketika berkumpul bersama keluarga di momen Lebaran demi mencegah anak tertular flu singapura.


Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

17 hari lalu

Ilustrasi balita mudik. shutterstock.com
Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

Pakar kesehatan mengingatkan orang tua untuk memperhatikan daya tahan tubuh balita saat mudik mengingat kondisi cuaca yang sedang tak baik.


169 Remaja yang Konvoi Motor Sambil Main Petasan di Jakarta Pusat Ditangkap

19 hari lalu

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro sambil berhadapan dengan massa di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa, 21 Februari 2023. ANTARA/Siti Nurhaliza
169 Remaja yang Konvoi Motor Sambil Main Petasan di Jakarta Pusat Ditangkap

Polres Jakarta Pusat menangkap 169 remaja yang konvoi motor dengan dalih membagikan takjil


38 Remaja Diamankan Lantaran Diduga Hendak Tawuran Berkedok SOTR di Depok, 5 Orang Positif Narkoba

19 hari lalu

Ilustrasi tawuran. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
38 Remaja Diamankan Lantaran Diduga Hendak Tawuran Berkedok SOTR di Depok, 5 Orang Positif Narkoba

Polres Metro Depok AKBP Markuat pengamanan 38 remaja itu berawal dari tim patroli melihat mereka sedang berkumpul.