Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakai Hand Sanitizer Berlebihan Memudahkan Virus Masuk, Kok Bisa?

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi-Hand sanitizer. Mahasiswa UGM raih penghargaan berkat lendir ikan. SHUTTERSTOCK KOMUNIKA ONLINE
Ilustrasi-Hand sanitizer. Mahasiswa UGM raih penghargaan berkat lendir ikan. SHUTTERSTOCK KOMUNIKA ONLINE
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hand sanitizer atau cairan pembersih tangan menjadi salah satu alternatif menangkal paparan kuman, termasuk virus corona baru atau COVID-19. Cara ini dilakukan ketika mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun tidak dimungkinkan.

Cairan pembersih tangan ini terbuat dari campuran alkohol 70 persen yang ampuh melumpuhkan virus. Namun, sebenarnya ada kondisi tertentu yang menjadikan penggunaannya dianjurkan, yakni saat tidak ada air dan sabun, juga ketika permukaan tangan tidak terlihat kotor. Dengan kata lain, hand sanitizer tidak dapat membersihkan tangan yang kotor.

Ironisnya, ketika virus corona dikabarkan sudah menginfeksi orang Indonesia, masyarakat berbondong-bondong memborong hand sanitizer dan menggunakannya berlebihan. Padahal, penggunaan berlebihan justru berisiko membuat Anda terinfeksi virus.

Perwakilan produsen produk kimia Kao Corporation seperti dilansir Kyodo News mengungkapkan, alkohol pada hand sanitizer bisa menghilangkan bakteri alami yang melapisi kulit dan menangkis patogen.

Zat ini juga bisa menghilangkan minyak dan air alami dari kulit sehingga menyebabkannya sangat kering dan rusak. Akhirnya, kulit Anda menjadi sarang bakteri penyakit dan meningkatkan risiko virus memasuki tubuh melalui luka di kulit.

Di sisi lain, mereka yang kehabisan stok cairan pembersih tangan mulai berinisiatif menciptakan produk sendiri atau do it yourself (DIY).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain alkohol, ditambahkan juga essential oil dan gel lidah buaya untuk melembapkan.

Profesor biologi di William Paterson University di Amerika Serikat, Miryam Wahrman, mengatakan resep 70 persen alkohol dengan takaran 9:1 dengan lidah buaya atau alkohol dan lidah buaya, 3:2 jika menggunakan 99 persen alkohol.

OregonLive merekomendasikan rasio 2:1 untuk 91 persen isopropil alkohol terhadap lidah buaya. Anda juga bisa menambahkan delapan hingga 10 tetes minyak wangi jika Anda ingin aroma yang lebih baik.

Namun, ada kemungkinan risiko salah hitung takaran bahan. Jika Anda tidak memasukkan lidah buaya dalam takaran pas, kulit Anda bisa kering dan berujung pecah-pecah hingga berdarah., kata ahli patogenesis dari Universitas Manitoba, Kanada, Dr. Jason Kindrachuk.

Alkohol 60-90 persen memang ampuh menangkal virus tetapi tak baik untuk kesehatan kulit Anda.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

14 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

15 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

16 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

19 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

21 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

22 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

23 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

23 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

26 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

27 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?