TEMPO.CO, Jakarta - Shania Twain mengungkap pertarungannya melawan penyakit Lyme yang membuat suaranya hilang beberapa tahun lalu. Penyanyi 54 tahun itu sempat menghilang di 2015 tanpa kabar.
Hal itu dia ungkapkan dalam wawancara Sunday Today People bersama dengan Willie Geist. Ia mengatakan ketika itu dia menjalani beberapa operasi terbuka di tenggorokan.
"Itu sangat menghancurkan," kata Shania Twain. "Saya sangat, sangat sedih tentang hal itu sampai pada titik di mana saya merasa tidak punya pilihan lain selain menerimanya, dan bahwa saya tidak akan pernah bernyanyi lagi,” kata dia dilansir People Jumat, 6 Maret 2020.
Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi dan jarang, Borrelia mayonii. Penyakit ini ditularkan ke manusia melalui gigitan kutu yang terinfeksi blacklegged. Gejala khas termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, dan ruam kulit yang khas yang disebut erythema migrans.
Selama masa sulit itu, dia mengaku sangat berduka. Beruntungnya, kehilangan suara hanya berlangsung beberapa tahun. Pada 2017, ia pulih dan suaranya kembali lagi. Sedikit demi sedikit, ia bisa bernyanyi lagi.
Meskipun suaranya tidak akan pernah sama seperti sebelumnya, dia belajar untuk menerima perubahan. "Ini memberi saya lebih banyak ruang untuk bermain, jujur," tambahnya. Dia juga belajar nada baru dalam bernyanyi.
"Aku pikir ini agak seksi. Aku tidak akan pernah memiliki suaraku lagi - aku setuju dengan itu. Saya telah menemukan suara baru dan saya menyukainya."
Di juga mengungkapkan kebahagiaannya kembali ke studio rekaman dan panggung.
"Aku tidak akan mati jika tidak dapat bernyanyi lagi, tapi aku akan bersedih sepanjang sisa umurku," ujar dia.