TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok telah menyebar sangat cepat dan menginfeksi lebih dari 60 ribu orang di sekitar 60 negara berbeda di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Lantaran sudah ada kasus positif terinfeksi COVID-19 di Indonesia, tak sedikit masyarakat yang menjadi semakin resah, termasuk ibu hamil. Tak ayal bila para ibu hamil memiliki kekhawatiran bila virus corona dapat menyerang janin yang tengah dikandungnya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, belum ada laporan ilmiah yang dapat membuktikan kerentanan perempuan hamil terhadap virus corona. Wanita hamil mengalami perubahan imunologis dan fisiologis yang mungkin membuatnya lebih rentan terhadap infeksi pernapasan virus, termasuk virus corona.
Sementara COVID-19 dapat menyebar melalui tetesan cairan tubuh penderita, seperti air liur saat batuk dan bersin. Namun, dalam serangkaian kasus baru pada bayi lahir dari ibu yang terinfeksi COVID-19, tidak terdapat bayi yang terbukti positif terkena virus tersebut. Sebuah studi pun juga dilakukan guna meneliti kerentanan ibu hamil terhadap penyakit pernapasan. Studi tersebut berawal ketika ada bayi baru lahir yang ibunya terinfeksi COVID-19 pada kurun waktu 36 jam setelah melahirkan.
Berita tersebut kemudian mendorong para ilmuwan untuk mencari tahu apakah virus corona dapat ditularkan ke janin di dalam rahim atau tidak. Studi yang dilakukan melibatkan 9 orang wanita hamil pada trimester ketiga berusia 26-40 tahun yang didiagnosis mengidap pneumonia yang disebabkan oleh COVID-19. Hasil studi mengungkapkan bahwa virus tidak dapat ditularkan dari ibu ke janin di dalam rahim. Kesembilan wanita tersebut sukses melahirkan bayi mereka melalui persalinan Caesar.
Wei Zhang, seorang profesor sekaligus peneliti studi dari Universitas Northwestern Feinberg School of Medicine mengungkapkan bahwa virus corona tampaknya tidak dapat menular melalui penularan secara vertikal, seperti cairan ketuban, darah tali pusat, atau air susu ibu (ASI). Sampel cairan ketuban, darah tali pusat, ASI, dan usap tenggorokan neonatal kesembilan partisipan studi yang telah diuji untuk sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-Cov-2), ternyata didapatkan hasil semuanya negatif.
Baca Juga:
Akan tetapi, masih terlalu dini untuk mengetahui dampak pada bayi yang ibunya terinfeksi virus corona Pasalnya penelitian hanya dilakukan pada wanita hamil trimester ketiga sehingga tidak dapat diketahui efeknya terhadap wanita hamil dengan usia kehamilan trimester pertama pertama dan kedua. Selain itu, partisipan studi yang diteliti seluruhnya melalui persalinan Caesar. Jadi, belum dapat diketahui efeknya pada wanita yang melahirkan secara normal.
Cara virus corona menular ke janin pun masih belum dapat diketahui. Dr. Jennifer Wu, seorang obgyn di Lenox Hill Hospital, menyatakan bahwa bila virus menyebar melalui tetesan cairan pernapasan, maka risiko penularan seharusnya akan sama antara persalinan normal dan persalinan Caesar. Namun, jika infeksi virus menyebar melalui darah atau cairan tubuh, seperti HIV, maka risiko penularan virus dapat dikurangi melalui operasi Caesar.
Adakah dampak negatif pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi virus corona
Sampai saat ini belum ditemukan laporan ilmiah yang mengungkapkan dampak negatif pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi virus corona. Akan tetapi, kondisi bayi lahir prematur, bayi cacat lahir, berat badan lahir rendah, merupakan beberapa dampak negatif yang terjadi pada kasus infeksi virus corona lainnya, seperti SARS-CoV dan MERS-CoV, selama masa kehamilan.
Cara melindungi diri dari penularan COVID-19 pada ibu hamil
Virus corona COVID-19 adalah penyakit baru sehingga pencegahan dan pengobatan penularannya pun masih terus dikembangkan, termasuk pada ibu hamil. Untuk sementara waktu, Anda dapat melindungi diri dari infeksi virus corona dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
- Sering cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol.
- Saat bersin atau batuk, JANGAN tutup mulut dengan telapak tangan, TETAPI menggunakan tisu atau siku bagian dalam.
- Jangan menyentuh mulut, mata, atau hidung, sebelum mencuci tangan sampai bersih.
- Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit.
- Jangan berbagi benda apa pun bersama dengan orang lain yang sedang sakit. Ini termasuk gelas, peralatan makan, selimut, atau handuk.
- Jangan bepergian apabila sedang sakit, termasuk ke sekolah, kantor, ataupun tempat umum lainnya.