TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 1 persen kehamilan berakhir dengan bayi meninggal di dalam kandungan setelah usia di atas 20 minggu.
Kehilangan kehamilan ini sering merupakan peristiwa acak karena masalah plasenta, kelainan kromosom, atau komplikasi lainnya. Hal itulah yang pernah dialami pesinetron Irish Bella pada Oktober 2019 lalu.
Kematian bayi kembar Irish Bella dan Ammar Zoni itu terjadi di saat usia kandungan sudah 26 minggu. Menurut keterangan, kematian itu karena Mirror Syndrom yang menyebabkan bayi kembar mereka mengalami twin to twin transfusion syndrome. Artinya, pembuluh darah kedua janin itu berhubungan sehingga salah satu janin mengalirkan darah ke janin lainnya.
Beberapa bulan setelah melahirkan bayi kembarnya yang meninggal dunia, Irish yang menikah dengan Ammar pada 28 April 2019 itu hamil lagi. Kabar kehamilannya dibagikan melalui video di saluran YouTube mereka pada Rabu, 12 Februari 2020. Di video itu terlihat Irish berbisik kepada Ammar dan mengatakan bahwa dia akan segera jadi ayah.
"Kamu akan jadi ayah. Kamu akan jadi ayah. Aku hamil," kata perempuan 23 tahun itu.
Spesialis Kedokteran Maternal-Fetal Rob Atlas dari Mercy Medical Center, dikutip Parents.com, mengatakan banyak wanita ingin hamil lagi setelah kehilangan, dengan cepat. Namun, pasangan harus menunggu saat yang tepat.
Alasannya, perempuan yang pernah mengalami kematian bayi di dalam kandungan punya komplikasi persalinan yang perlu diwaspadai, terutama jika mereka hamil lagi dengan cepat.
"Kami menyebutnya kehamilan jangka pendek. Pasien yang hamil cepat setelah kehilangan, biasanya dalam waktu 6 bulan, berisiko lebih tinggi mengalami prematur," katanya. "Ini biasanya terkait dengan pasien yang mengalami kehilangan bayi setelah 20 minggu."
Lara Friel, dokter kandungan dan kebidanan di Division of Maternal-Fetal Medicine at The University of Texas Health Science Center at Houston/McGovern Medical School mengatakan interval antar-kehamilan yang pendek telah ditemukan dikaitkan dengan sejumlah hasil berbahaya bagi ibu dan anak, termasuk peningkatan risiko kelahiran prematur. kelahiran, berat badan lahir rendah, dan preeklampsia.
"Wanita yang berusaha hamil lagi dengan cepat juga berisiko tinggi mengalami anemia. "
Dia menyarankan wanita memberikan waktu untuk pemulihan fisik dan mental sebelum mencoba hamil lagi, dan menjelaskan, "Setiap kehamilan membutuhkan banyak sumber daya - zat besi, asam folat, kalsium - yang perlu dipulihkan sebelum kehamilan berikutnya. Dianjurkan bahwa wanita terus mengonsumsi vitamin prenatal setiap hari," kata dia.