Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saat Tepat Hamil Lagi setelah Kehilangan Bayi seperti Irish Bella

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ammarzoni dan Irish Bella. Instagram/@ammarzoni
Ammarzoni dan Irish Bella. Instagram/@ammarzoni
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 1 persen kehamilan berakhir dengan bayi meninggal di dalam kandungan setelah usia di atas 20 minggu.
Kehilangan kehamilan ini sering merupakan peristiwa acak karena masalah plasenta, kelainan kromosom, atau komplikasi lainnya. Hal itulah yang pernah dialami pesinetron Irish Bella pada Oktober 2019 lalu.

Kematian bayi kembar Irish Bella dan Ammar Zoni itu terjadi di saat usia kandungan sudah 26 minggu. Menurut keterangan, kematian itu karena Mirror Syndrom yang menyebabkan bayi kembar mereka mengalami twin to twin transfusion syndrome. Artinya, pembuluh darah kedua janin itu berhubungan sehingga salah satu janin mengalirkan darah ke janin lainnya.

Beberapa bulan setelah melahirkan bayi kembarnya yang meninggal dunia, Irish yang menikah dengan Ammar pada 28 April 2019 itu hamil lagi. Kabar kehamilannya dibagikan melalui video di saluran YouTube mereka pada Rabu, 12 Februari 2020. Di video itu terlihat Irish berbisik kepada Ammar dan mengatakan bahwa dia akan segera jadi ayah.

"Kamu akan jadi ayah. Kamu akan jadi ayah. Aku hamil," kata perempuan 23 tahun itu.

Spesialis Kedokteran Maternal-Fetal Rob Atlas dari Mercy Medical Center, dikutip Parents.com, mengatakan banyak wanita ingin hamil lagi setelah kehilangan, dengan cepat. Namun, pasangan harus menunggu saat yang tepat. 

Alasannya, perempuan yang pernah mengalami kematian bayi di dalam kandungan punya  komplikasi persalinan yang perlu diwaspadai, terutama jika mereka hamil lagi dengan cepat.

"Kami menyebutnya kehamilan jangka pendek. Pasien yang hamil cepat setelah kehilangan, biasanya dalam waktu 6 bulan, berisiko lebih tinggi mengalami prematur," katanya. "Ini biasanya terkait dengan pasien yang mengalami kehilangan bayi setelah 20 minggu."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lara Friel, dokter kandungan dan kebidanan di Division of Maternal-Fetal Medicine at The University of Texas Health Science Center at Houston/McGovern Medical School mengatakan interval antar-kehamilan yang pendek telah ditemukan dikaitkan dengan sejumlah hasil berbahaya bagi ibu dan anak, termasuk peningkatan risiko kelahiran prematur. kelahiran, berat badan lahir rendah, dan preeklampsia.

"Wanita yang berusaha hamil lagi dengan cepat juga berisiko tinggi mengalami anemia. "

Dia menyarankan wanita memberikan waktu untuk pemulihan fisik dan mental sebelum mencoba hamil lagi, dan menjelaskan, "Setiap kehamilan membutuhkan banyak sumber daya - zat besi, asam folat, kalsium - yang perlu dipulihkan sebelum kehamilan berikutnya. Dianjurkan bahwa wanita terus mengonsumsi vitamin prenatal setiap hari," kata dia.

 

 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

12 hari lalu

Ilustrasi perawatan ibu hamil. Shutterstock.com
Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.


Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

18 hari lalu

Patricia Gouw dan suami, Daniel Bertoli. Foto: Instagram/@patriciagouw
Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

Patricia Gouw membagikan video perjalanannya dan suami menyambut anak pertama yang sempat keguguran tahun lalu.


Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

20 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com
Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.


Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

29 hari lalu

Ilustrasi kehamilan. Freepik.com
Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang mengalami komplikasi saat menjalani kehamilan cenderung memiliki risiko terkena penyakit jantung.


Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

41 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

Melengkapi garam meja dengan asam folat menjadi strategi diet baru untuk lebih melindungi terhadap cacat bawaan.


Hamil 26 Minggu, Perempuan di Australia Ini Ditolak Naik Kapal Pesiar

20 Februari 2024

Ilustrasi kapal pesiar. Unsplash.com/Lisa Davidson
Hamil 26 Minggu, Perempuan di Australia Ini Ditolak Naik Kapal Pesiar

Pelayaran kapal pesiar ini berlangsung selama tiga hari mengelilingi Brisbane, Australia. Tiket dibelikan sang ibu sebagai hadiah ulang tahun.


Masih Merokok saat Hamil? Awas Gagal Jantung

31 Januari 2024

Ilustrasi wanita hamil merokok. babycarejournals.co
Masih Merokok saat Hamil? Awas Gagal Jantung

Dokter jantung mengingatkan para ibu untuk tidak merokok sebelum atau saat hamil karena bisa mengakibatkan gagal jantung.


Waspadai Faktor Risiko Gagal Jantung pada Ibu Hamil dan Pemicunya

30 Januari 2024

Ilustrasi hamil bermasalah. shutterstock.com
Waspadai Faktor Risiko Gagal Jantung pada Ibu Hamil dan Pemicunya

Perempuan berpeluang mengalami gagal jantung di masa hamil. Dokter mengingatkan pentingnya mewaspadai faktor risiko.


57 Persen Ibu di Indonesia Alami Baby Blues Pascamelahirkan, Tertinggi di Asia

29 Januari 2024

Ilustrasi baby blues. shutterstock.com
57 Persen Ibu di Indonesia Alami Baby Blues Pascamelahirkan, Tertinggi di Asia

Sebanyak 57 persen ibu di Indonesia dilaporkan mengalami gejala baby blues. Apa yang perlu dilakukan?


Ayah Ammar Zoni Meninggal karena Penyakit Kanker Hati, Apa Penyebabnya?

23 Januari 2024

Ammar Zoni (kanan bawah) bersama ayah (kiri bawah), adik-adiknya, dan anaknya. Foto: Instagram/@real_aditya1
Ayah Ammar Zoni Meninggal karena Penyakit Kanker Hati, Apa Penyebabnya?

Ayah Ammar Zoni meninggal disebut karena kanker hati, yang menempati peringkat ke-2 dunia sebagai kanker ganas yang merenggut nyawa penderitanya