TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona adalah jenis virus yang pada tahun 2003 lalu, pernah menyebabkan munculnya wabah severe acute respiratory infection (SARS) di dunia. Virus ini pertama kali teridentifikasi menyebar di daerah Wuhan, China akhir tahun 2019 lalu dan hingga saat ini, terus menyebar ke negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, dan Thailand. Semua yang positif terinfeksi virus corona di negara-negara tersebut, tercatat pernah melakukan perjalanan ke Wuhan sebelum gejala muncul.
Kemunculan penyakit misterius di daerah Wuhan, Tiongkok, sejak awal tahun ini membuat banyak orang khawatir. Sebab selain kemunculannya yang cepat dan tiba-tiba, penyakit ini belum diketahui penyebab dan cara menyembuhkannya. Orang yang tertular disebut mengalami serangkaian gejala mirip Pneumonia, yaitu sesak napas, batuk, demam, serta gangguan pernapasan lainnya.
Setelah diteliti, wabah penyakit tersebut disebabkan oleh virus corona, virus yang masih satu jenis dengan penyebab penyakit SARS dan Middle-East respiratory syndrome (MERS). Hanya saja, virus corona yang menyebar di Wuhan memiliki ciri berbeda dari virus corona lain yang pernah teridentifikasi. Virus ini adalah virus corona jenis baru.
Karena masih baru, para ahli belum tahu betul pola penularan penyakit ini. Awalnya, virus corona ini disebut tidak bisa menular antarmanusia dan hanya bisa menular dari hewan ke manusia. Namun baru-baru ini, para ilmuwan menemukan fakta baru, yaitu ternyata penyakit ini bisa menyebar antar-manusia.
Fakta ini terungkap setelah ada pasien baru yang terinfeksi virus corona, padahal sebelumnya tidak pernah mengunjungi kota Wuhan. Ia mengalami penularan dari kerabat yang baru-baru ini kembali dari daerah tempat wabah tersebut terjadi.
Semula, virus corona tercatat menginfeksi puluhan orang. Saat ini, jumlah yang tertular infeksi virus corona sudah lebih dari 200 orang. Tidak hanya terjadi di satu negara, infeksi ini juga menyebar ke berbagai negara dan tidak menutup kemungkinan, Indonesia juga akan terkena.
Sebenarnya, sudah ada vaksin yang dianggap efektif mencegah infeksi saluran pernapasan seperti penumonia, yaitu vaksin PCV, vaksin pneumokokus PPSV23 dan vaksin Haemophilus influenzae type B (Hib). Namun sayangnya, karena virus yang berkembang di Wuhan merupakan virus corona jenis baru, belum ada vaksin yang tersedia untuk mencegahnya.
Sebagai pencegahan,Perhimpunan Dokter Paru Indonesia atau (PDPI) telah mengeluarkan imbauan agar masyarakat melakukan langkah-langkah ini:
- Selalu jaga kebersihan tangan, terutama sebelum memegang mulut, hidung, mata, serta setelah memegang sesuatu di tempat umum.
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setidaknya selama 20 detik lalu bilas.
- Saat mengeringkan tangan, gunakan handuk atau kertas tisu sekali pakai.
- Apabila tidak ada fasilitas untuk cuci tangan, gunakan sabun cuci tangan atau hand sanitizer yang memiliki kandungan alkohol 70-80 persen.
- Pastikan menutup mulut ketika batuk dan bersin.
- Apabila gejala gangguan pernapasan mulai muncul, segera berobat ke dokter, serta menggunakan masker saat mengunjungi fasilitas kesehatan.
Bagi Anda yang berencana mengunjungi negara lain maupun wilayah yang terbukti sedang mengalami wabah virus corona, PDPI mengimbau untuk:
- Tidak menyentuh burung dan hewan lainnya.
- Tidak mengunjungi pasar atau toko buah, peternakan, maupun pasar yang menjual hewan hidup.
- Tidak melakukan kontak langsung dengan individu yang sedang merasakan gejala infeksi saluran pernapasan.
- Mematuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan.
- Segera mengunjungi fasilitas kesehatan setempat dengan menggunakan masker, apabila sedang berada di dearah terjadinya wabah dan Anda mulai merasa tidak enak badan disertai dengan demam atau batuk.
- Segera mengunjungi dokter dan menggunakan masker saat bepergian, jika setelah kembali dari daerah wabah, Anda merasa tidak enak badan disertai demam atau gejala lain. Pemakaian masker saat bepergian penting untuk mencegah penyebaran virus melalui udara.
Meski saat ini belum ada laporan mengenai infeksi virus corona di Indonesia, tidak ada salahnya jika Anda tetap waspada terhadap penyakit ini. Sebab, para ahli memperkirakan jumlah penderita yang terinfeksi virus ini akan meningkat menjelang datangnya Tahun Baru Imlek. Sebab, akan ada banyak sekali pengunjung yang datang ke negara tersebut.