TEMPO.CO, Jakarta - Perawatan kulit wajah seperti tanam benang, botox, dan filler diklaim ampun melawan tanda-tanda penuaan. Keluhan garis-garis halus dan kerutan dapat diatasi dengan perawatan ini. Tapi hati-hati, tindakan itu juga bisa mendatangkan efek samping.
Menurut ahli estetika wajah Wahyu Iskandar, botox digunakan untuk mengatasi kerutan, sedangkan filler untuk bayangan, cekungan, dan volume berarti. Adapun tanam benang untuk mengoreksi tekstur. "Tanam benang tidak dapat menggantikan filler, pun dengan sebaliknya," ucap Wahyu yang ditemui usai acara Talkshow "Get to Now Your Body" di Jakarta, Jumat, 17 Januari 2020.
Meskipun dilaporkan efektif melawan tanda penuaan, menurut Wahyu tidak semua konsumen paham efek samping dari rangkaian perawatan yang mereka lakukan.
"Padahal jika Anda gelisah tentang perawatan, ingin mengetahui apa yang terjadi setelah perawatan termasuk efek sampingnya. Anda bisa mengajukan pertanyaan pada sesi konsultasi. Dalam sesi konsultasi juga terdapat edukasi yang akan memberi pilihan kepada pasien. Termasuk juga meredakan kekhawatiran mereka," ucap Wahyu.
Berikut efek samping treatment botox, filler, dan tanam benang seperti yang diungkapkan Wahyu dan melansir dari laman Medical News Today. Pahami sebelum memutuskan menjalani perawatan tersebut.
Kemungkinan efek samping dari Botox termasuk:
1. Area kulit bisa memar, bengkak, mati rasa atau kemerahan
2. Kelopak mata atau alis tampak terkulai
3. Kelemahan atau kelumpuhan otot di dekatnya
4. Gatal-gatal, ruam, atau gatal-gatal
Kemungkinan efek samping dari Botox termasuk:
1. Ruam kulit, gatal, atau letusan seperti jerawat
2. Kemerahan, memar, berdarah, atau bengkak
3. Penampilan yang tidak diinginkan, seperti asimetri, benjolan, atau koreksi berlebihan keriput
4. Kerusakan kulit yang menyebabkan luka, infeksi, atau jaringan parut
Kemungkinan efek samping dari tanam benang termasuk
1. Wajah bisa mengalami pembengkakan
2. Muncul benjolan tidak wajar
3. Jika infeksi di dalam kulit bisa bikin luka dan nanah
Dengan efek samping seperti di atas, Wahyu mengingatkan agar melakukan perawatan dengan dokter dan klinik yang sudah sertifikasi. "Dalam hal ini pasien penting untuk lebih hati-hati, kita harus mengetahui persis kapan praktik dilakukan kapan tidak. Karena banyak bukan dari kalangan dokter yang mengerjakan," kata Wahyu.