Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ria Irawan Sempat Jalani Perawatan Paliatif, Apa Manfaatnya?

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ria Irawan yang pernah memenangkan Piala Citra dalam film Selamat Tinggal Jeanette pada 1987, meninggal setelah melawan penyakit kanker kelenjar getah bening stadium empat. Instagram/@riairawan
Ria Irawan yang pernah memenangkan Piala Citra dalam film Selamat Tinggal Jeanette pada 1987, meninggal setelah melawan penyakit kanker kelenjar getah bening stadium empat. Instagram/@riairawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ria Irawan meninggal dunia karena penyakit kanker pada Senin, 6 Januari 2019. Aktris 50 tahun itu awalnya mengidap kanker endometrium atau kanker rahim dan sempat dinyatakan bebas dari sel kanker. Tapi penyakitnya kambuh dan menyebar ke organ lain termasuk otak dan kelenjar getah bening.

Pada 2019 dia sempat beberapa kali menjalani perawatan. Terakhir November tahun lalu, ia menjalani perawatan paliatif untuk kanker. Dilansir dari akun Instagramnya, dia menjalani lima kali perawatan sinar.

Pada 27 November, dia mengunggah salah satu tahapan perawatannya di Instagram. “Sinar ke-3, penjelasan langsung dari dokter Ina, semoga semua yang sedang menjalankan paliatif sinar tetap semangat menyelesaikan pengobatan,” tulis dia di keterangan.

Di video tersebut dokter menjelaskan bahwa Ria menjalani radiasi untuk ketiga kalinya. Fungsi perawatan ini adalah untuk mengurangi keluhan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. “Jadi yang ketiga ini kita kasih dosis yang maksimal untuk memperbaiki keluhan-keluhan yang sudah ada," ujar dokter.

Dilansir dari laman Health Line, perawatan paliatif dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker stadium lanjut. Penelitian Universitas Tulane, Louisiana, Amerika Serikat,  yang diterbitkan di Annals of Behavioral Medicine mengatakan bahwa perawatan ini juga dapat memperpanjang usia.

Fokus perawatan ini adalah mengelola gejala, seperti sakit, selera makan yang buruk, dan masalah tidur. Selain itu, perawatan juga membantu mengatasi stres, kesepian, dan depresi yang kerap datang begitu pasien divonis kanker dan saat menjalani rangkaian perawatan.

Awalnya perawatan ini ditujukan untuk pasien yang harapan hidupnya rendah. Tapi kini juga dilakukan untuk pasien kanker stadium lanjut, bersamaan dengan pengobatan penyakit tersebut. Perawatan dilakukan oleh dokter, perawat, pakar kesehatan mental, ahli gizi, pakar obat, dan rohaniawan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penelitian yang dipimpin Michael Hoerger, asisten professor psikologi, psikiatri, dan onkologi di Universitas Tulane antara 2001 hingga 2017 terhadap 2.000 orang itu memperlihatkan efek perawatan pada kualitas hidup dan kemampuan bertahan hidup pasien. Hasilnya, 56 persen pasien yang menerima perawatan bisa bertahan hidup lebih dari satu tahun. Sebanyak 42 persen lagi masih bertahan hidup hingga penelitian ini berakhir. Pasien yang menjalani perawatan paliatif betahan hidup empat bulan lebih lama dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Pakar perawatan yang tidak terlibat dalam penelitian, Marlon Saria, mengatakan saat ini semakin banyak pakar kanker yang mengintegrasikan perawatannnya dengan paliatif, tapi sebagian lagi belum mengetahui keuntungannya.

“Beberapa berpendapat bahwa mereka menyediakan manajemen gejala yang memadai sejak hari diagnosis. Untuk pasien ini, perawatan paliatif sebagai 'layanan bernilai tambah' mungkin tidak dikonsultasikan sampai nanti dalam perjalanan perawatan,” kata dia.

Selain itu, tak semua pasien dengan kanker stadium lanjut mau menerima perawatan paliatif. Alasannya, definisi paliatif yang diterjemahkan awam sebagai perawatan untuk sakit parah, membuat mereka ketakutan.

Perawatan paliatif dapat digunakan kapan saja selama perawatan kanker. "Penting untuk dicatat bahwa pasien yang menerima perawatan paliatif dapat terus menerima pengobatan kanker yang agresif," katanya.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

1 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

3 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

3 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

5 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

8 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

9 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

11 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

11 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

13 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

14 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.