Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Manfaat Menulis Puisi Seperti Putri Marino untuk Terapi Diri dan Berpikir Kreatif

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Putri Marino. Instagram/@putrimarino
Putri Marino. Instagram/@putrimarino
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Putri Marino kerap menulis puisi di beberapa unggahan di Instagram-nya. Puisinya sebagian besar tentang cinta dan kehidupan. Di setiap unggahan puisi, ia menyelipkan tagar #poempm. Ia bahkan membuat akun khusus untuk puisinya @poempm. Belum lama ini, ia juga merangkun kumpulan puisinya dalam sebuah buku Poem Pm.

Salah satu puisi Putri Marino ditujukan untuk sang suami, Chicco Jerikho. “Teruntuk suamiku, Percayalah bahwa semestamu, warnamu, cahayamu, tawa dan candamu saat ini sedang bekerjasama untuk mengerjaimu...nikmati permainan semesta ini.. Jangan kawatir...aku akan selalu menemanimu....,” tulis Putri Marino dalam unggahan pada akun @poempm yang diunggah 19 Oktober 2019 lalu.

Puisi lainnya berisi tentang kebahagiaan. "....merasa bahagia atau merasa sedih...semua tergantung ekspetasimu terhadapat semesta yang sedang kau tinggali..,” tulis ibu satu anak ini pada 14 Desember 2019.

Tak hanya itu, Putri Marino juga menulis puisi tentang keluarganya. Dia mengungkapkan rasa bahagianya berkumpul dengan keluarga. “Rumah adalah dimana aku merasa paling bahagia....rumahku salah satunya adalah bisa berkumpul bersama mereka,” tulis Putri pada unggahan 12 Oktober 2019.

Menulis puisi adalah praktik yang sangat baik untuk memperkuat keterampilan menulis seseorang. Seperti dilansir dari laman Writing Forwards, melalui penulisan puisi, kita memperoleh penguasaan bahasa, menumbuhkan kosa kata yang kuat, menguasai perangkat sastra, dan belajar untuk bekerja dalam imajinasi.

Namun, puisi memiliki manfaat lain yang bermakna pada tingkat yang lebih pribadi. Menulis telah lama dipuji sebagai praktik terapi yang mendalam. Faktanya, semua seni memiliki manfaat terapi. Tetapi puisi memberikan berbagai manfaat emosional dan intelektual yang berguna untuk pertumbuhan pribadi, baik untuk perbaikan diri, penanggulangan dan penyembuhan emosional atau psikologis, mengembangkan hubungan, dan bahkan memajukan karier kita - termasuk karier di luar bidang penulisan.

Berikut ini manfaat emosional dan intelektual dari menulis puisi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

1. Terapi
Puisi menumbuhkan ekspresi emosional dan penyembuhan melalui ekspresi diri dan eksplorasi perasaan seseorang. Itu menyediakan cara yang aman untuk melampiaskan, memeriksa, dan memahami perasaan kita.

2. Kesadaran diri
Melalui ekspresi mentah dari pikiran dan perasaan kita, puisi dapat membantu kita menjadi lebih terbiasa dengan apa yang terjadi di hati dan pikiran.

3. Berpikir kreatif
Dengan penekanan pada simbolisme, metafora, dan pencitraan, penulisan puisi mendorong dan mempromosikan pemikiran kreatif.

4. Koneksi
Banyak orang menulis puisi secara pribadi, tetapi ketika puisi dibagikan, mereka dapat menginspirasi, bergerak, dan menghormati orang lain, menjalin hubungan interpersonal yang lebih dalam.

5. Katarsis
Tindakan penciptaan - membuat sesuatu dari ketiadaan - adalah pengalaman katarsis.

6. Berpikir kritis
Melalui pengungkapan pikiran dan gagasan, puisi mendorong untuk menantang diri sendiri secara intelektual.

7. Bahasa dan berbicara
Praktek puisi memperkuat keterampilan bahasa, menulis, dan berbicara.

8. Mengembangkan perspektif, empati, dan pandangan dunia
Menulis puisi memotivasi untuk melihat dunia dari berbagai perspektif, yang menumbuhkan empati dan memperluas pandangan dunia seseorang.

9. Fungsi kognitif
Apakah kita sedang mencari kata yang sempurna, mencari cara mengartikulasikan suatu pemikiran, atau menyelaraskan ritme, langkah-langkah yang terlibat dalam puisi memperkuat proses kognitif.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

11 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@raditya_dika
Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.


Begini Sejarah Hari Puisi Sedunia

29 hari lalu

Penyair Gus Jur Mahesa membaca puisi dalam aksi Jokowi Offside di Cikapundung River Spot, Bandung, Jawa Barat, 7 November 2023. Aksi yang dihadiri akademisi, praktisi seni budaya, dan mahasiswa, bersama Forum Masyarakat Sipil Jawa Barat, melakukan aksi tiup peluit sebagai simbol menentang intervensi dan kolusi Presiden Jokowi terkait putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi. TEMPO/Prima mulia
Begini Sejarah Hari Puisi Sedunia

UNESCO menyebut bahwa tujuan dari diadakannya Hari Puisi Sedunia adalah untuk mempromosikan pembacaan, penulisan, penerbitan, dan pengajaran puisi.


Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

30 hari lalu

Aktor Koutaro Kakimoto (kiri), Velove Vexia, dan sutradara Hestu Saputra dalam Meet and Greet Film Hujan Bulan Juni di Jakarta, 1 November 2017. Film ini bercerita tentang kisah cinta dosen bernama Pingkan (Velove Vexia), dengan sang kekasih Sarwono (Adipati Dolken). Tempo/ Fakhri Hermansyah
Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono telah bermetamorfosa dalam banyak bentuk, mulai dari komik, novel, hingga film.


Mengenang Pujangga Sapardi Djoko Damono, Tentang Hujan Bulan Juni dan Lainnya

30 hari lalu

Sapardi Djoko Damono saat acara Meet and Greet film Hujan Bulan Juni di Jakarta 1 November 2017. Tempo/ Fakhri Hermansyah
Mengenang Pujangga Sapardi Djoko Damono, Tentang Hujan Bulan Juni dan Lainnya

Sastrawan Sapardi Djoko Damono lahir di Kampung Baturono, Solo, 20 Maret 1940. Berikut kiprah sang pujangga.


Terapi Kesehatan yang Sempat Viral dan Masih Populer

45 hari lalu

Ilustrasi terapi bekam. shutterstock.com
Terapi Kesehatan yang Sempat Viral dan Masih Populer

Berikut lima tren kesehatan yang sempat viral dan masih populer sampai sekarang. Ingat, tak semua baik dilakukan dan cocok untuk setiap orang.


Makna Menangis dari Sisi Ilmiah, Benarkah Ada Gunanya?

19 Februari 2024

Ilustrasi pria menangis. shutterstock.com
Makna Menangis dari Sisi Ilmiah, Benarkah Ada Gunanya?

Banyak hal terkait menangis dari sisi ilmiah, termasuk melepaskan hormon bahagia yang membantu mengobati luka dan meredakan stres. Adakah gunanya?


Bisakah Hasil Hipnosis Diandalkan? Simak Penjelasan Berikut

16 Februari 2024

Ilustrasi hipnoterapi atau hipnosis 2 biji. shuttertock.com
Bisakah Hasil Hipnosis Diandalkan? Simak Penjelasan Berikut

Hipnosis bisa digunakan untuk membantu mengatasi rasa sakit atau kecemasan, bisa juga membantu mengubah perilaku berbahaya. Optimalkah hasilnya?


5 Terapi Penting untuk Tumbuh Kembang Anak

5 Februari 2024

Terapis membimbing seorang anak yang tengah menjalani terapi di RS Jiwa Provinsi Jawa Barat di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 27 Februari 2020. Rumah sakit ini melayani terapi bagi anak-anak usia 4-10 dan 10-19 tahun yang membutuhkan penanganan psikiater, khususnya anak-anak usia 4-10 tahun yang mengalami masalah dengan kemampuan berbicara dan kurangnya kemampuan untuk berinteraksi secara sosial. Kecanduan gadget adalah salah satu penyebab meningkatnya depresi, autisme, bipolar, psikosis, dan anti sosial.  TEMPO/Prima Mulia
5 Terapi Penting untuk Tumbuh Kembang Anak

Untuk membantu meningkatkan kemampuan anak, ada sejumlah terapi yang bisa dilakukan.


Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

27 Januari 2024

Sejumlah pegiat literasi membaca buku saat kampanye #RuangBacaJakarta didalam Kereta MRT, Jakarta, Minggu, 8 September 2019. Kampanye ini merupakan gerakan MRT Jakarta untuk mendorong minat baca dan dan menjadikan membaca bagian dari gaya hidup masyarakat kota. TEMPO/Muhammad Hidayat
Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

Selain menambah wawasan, membaca buku dapat membantu penurunan dalam kesehatan mental, seperti stres dan demensia.


5 Manfaat Membuat Kue sebagai Terapi

16 Januari 2024

Ilustrasi adonan roti. Tabloidbintang
5 Manfaat Membuat Kue sebagai Terapi

Membuat kue saat mengisi waktu luang bermanfaat sebagai terapi untuk melepas penat dan menyegarkan pikiran