TEMPO.CO, Jakarta - Mantan istri Sule, Lina, meninggal pada Sabtu dinihari, 4 Januari 2020 di Bandung, Jawa Barat. Kabar duka ini disampaikan oleh Panji Komara, manager Sule melalui unggahan Instagram Story-nya.
"Assalammulaikum, kabar duka datang dari keluarga besar Rizky Febian di mana ibu tercinta telah berpulang ke rahmattullah dini hari," tulis Panji. Seharusnya pada hari ini Rizky Febian dan Sule menjadi bintang tamu dalam acara pembukaan sebuah klinik kecantikan di Surabaya.
Pengacara Lina, mantan istri Sule yakni Abdurahman T Pratomo membenarkan kabar duka yang tengah menyelimuti keluarga selebriti tersebut. Dia mengonfirmasi kematian Lina akibat serangan jantung. "Benar (Lina meninggal dunia). Kurang tahu persis (penyebab), tapi barusan sekilas (karena) serangan jantung" kata Abdurahman di Bandung, Sabtu, 4 Januari 2020.
Ibunda penyanyi Rizky Febian itu menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Namun Abdurahman tidak menyebut secara rinci kapan tepatnya mantan istri Sule menghembuskan nafas terakhirnya.
Sementara itu, melansir laman Sehatq, sebuah studi menjelaskan bahwa ada hal yang terlewatkan saat mendiagnosis gejala serangan jantung pada wanita. Banyak yang mengatakan bahwa tanda munculnya serangan jantung ialah saat dada penderita terasa sangat sakit. Namun, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yale School of Public Health menemukan bahwa ada beberapa gejala serangan jantung, terutama pada wanita, yang terlewatkan atau tidak disadari.
Para peneliti melakukan wawancara untuk mencari tahu gejala yang muncul pada wanita sebelum mengunjungi rumah sakit. Mereka juga memeriksa apakah para peserta penelitian telah berkunjung sebelumnya ke rumah sakit atau pelayanan medis lainnya. Hasilnya, hampir 62 persen wanita mengalami lebih dari tiga gejala selain nyeri di dada. Perempuan cenderung melaporkan gejala lainnya yang mereka alami seperti sakit perut, napas pendek, jantung berdebar kencang, mual, dan pusing.
Sekitar 53 persen perempuan mengatakan bahwa dokter di rumah sakit tidak berpikir bahwa gejala yang dialami berhubungan dengan serangan jantung. Jika gejala-gejala yang timbul disalahtafsirkan atau diabaikan, maka wanita memiliki risiko kematian tinggi karena serangan jantung.
Sebenarnya baik pria maupun wanita sering tidak menyadari bahwa mereka memiliki gejala penyakit jantung. Para peneliti menemukan hampir sekitar 50 persen pria dan wanita mengira gejala yang mereka alami tidak berhubungan dengan serangan jantung. Sekitar 20,9 persen wanita malah mengaitkan gejala mereka dengan stres atau kecemasan.
Hampir dua pertiga pria dan wanita memutuskan untuk mencari perawatan saat mengalami gejala serangan jantung klasik. Studi ini juga menunjukkan bahwa wanita lebih sering melaporkan gejala lainnya selain nyeri di dada. Meskipun sama-sama rentan terhadap serangan jantung, wanita memiliki risiko komplikasi yang lebih lanjut seperti diabates, obesitas, stroke, mini stroke, gagal jantung kongestif, penyakit paru-paru kronis, dan penyakit ginjal.
Para ahli menyarankan pasien wanita agar segera mendiskusikan gejala-gejala penyakit jantung mereka dan potensi faktor risiko lainnya kepada dokter pribadi, spesialis jantung, bahkan dokter kandungan mereka. Mereka juga menambahkan bahwa pasien harus mempelajari gejala serangan jantung, melakukan check-up, dan mendiskusikan risiko penyakit jantung mereka sebelum mengalami gejala-gejalanya. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah serangan jantung terjadi, ketimbang baru menyadarinya ketika sudah terjadi.
Untuk membantu mengidentifikasi gejala serangan jantung lebih awal, berikut adalah gejala-gejala serangan jantung pada wanita (dan pria) yang sering terlewatkan:
1. Merasa lelah yang tidak biasa selama beberapa hari atau secara mendadak
2. Adanya gangguan tidur
3. Sesak napas
4. Kepala terasa pusing, mual, dan keringat dingin
5. Adanya gangguan pencernaan seperti perut bergas
6. Nyeri pada satu atau kedua lengan, rasa nyeri ini mengalir menuju leher, rahang, dan punggung
7. Adanya tekanan di dada bagian tengah Anda dan melebar ke lengan.
ANTARA | SEHATQ