TEMPO.CO, Jakarta - Dampak banjir yang melanda beberapa kawasan di Jakarta bisa membahayakan kesehatan tubuh. Air kotor yang tergenang merupakan sarang berbagai kuman penyebab bermacam-macam penyakit. Bakteri seperti E. coli, Salmonella, Leptospira, dan Shigella adalah yang paling banyak ditemui pada air banjir. Tak tertutup kemungkinan juga di dalam air banjir terdapat agen penyebab penyakit Hepatitis A, tipes, hingga tetanus.
Ketika sistem imun Anda lemah, kuman ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang diawali dengan gejala-gejala, seperti mual, muntah, diare, kram perut, nyeri otot, hingga demam. Untuk meminimalisir dampak banjir ini, terdapat beberapa langkah sederhana yang dapat Anda lakukan.
Kebanyakan sakit saat banjir disebabkan oleh ketidaksengajaan Anda mengonsumsi makanan atau minuman yang terkena air banjir. Saat mengalami keracunan makanan atau minuman ini, Anda akan menderita pusing, mual, lemah, mudah lelah, hingga muncul bintik kemerahan pada kulit.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak banjir yang membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan.
1. Hindari kontak dengan air banjir
Kuman dan mikroorganisme berbahaya lain sangat mungkin ada di dalam air yang tergenang. Belum lagi, kemungkinan adanya aliran listrik maupun hewan berbahaya seperti ular, mungkin mengintai dari dalam air banjir.
Jika Anda harus berkutat di tengah banjir, kenakan sepatu (bukan sendal jepit apalagi telanjang kaki), terutama sepatu boots. Perhatikan sumber-sumber tegangan listrik yang berada di dekat Anda dan sebisa mungkin hindari mendekati titik tersebut.
2. Jangan gunakan air banjir
Sekalipun Anda berada dalam kondisi darurat, jangan pernah gunakan air banjir untuk mencuci piring, menggosok gigi, apalagi dijadikan campuran dalam makanan atau minuman. Pastikan Anda selalu menggunakan air bersih yang tidak terkontaminasi oleh air banjir.
Buang makanan atau minuman yang sudah terkena air banjir. Jika Anda ragu apakah makanan atau minuman yang ada sudah terkontaminasi atau tidak, tetap jangan konsumsi makanan atau minuman tersebut.
3. Cuci tangan
Meski dampak banjir dapat merusak fasilitas air bersih, sebisa mungkin tetap cuci tangan menggunakan sabun setelah Anda melakukan kontak dengan air banjir. Hal yang sama juga harus dilakukan setelah Anda ke toilet dan sebelum makan.
4. Tutup luka pada kulit
Jika Anda memiliki luka terbuka pada kulit, pastikan luka itu tertutup sebelum bersentuhan dengan air banjir. Ingat, salah satu dampak banjir adalah penyakit tetanus. Bakteri penyebab tetanus yang berada di air banjir dapat masuk ke tubuh Anda lewat luka yang terbuka tersebut.
Setelah berada di air banjir, periksalah apakah luka Anda mengalami infeksi atau tidak. Luka yang infeksi biasanya ditandai dengan rasa sakit yang kian hebat, kebas, bengkak, kemerahan, menjadi berair (atau bernanah), hingga menyebabkan Anda mengalami demam.
Bila memungkinkan, periksakan kondisi Anda dan luka ke dokter terdekat. Dokter mungkin akan menanyakan riwayat imunisasi tetanus Anda, kemudian menyuntikkan vaksin tersebut jika diperlukan.
5. Gunakan losion nyamuk
Gunakan losion yang mengandung DEET atau Picardin. Bila tidak ada losion nyamuk, Anda dapat menggunakan baju dan celana untuk menghindari gigitan nyamuk yang dapat mengakibatkan munculnya berbagai penyakit, seperti demam berdarah dan malaria. Selain nyamuk, Anda juga harus mewaspadai munculnya hewan-hewan lain karena naiknya air hujan, seperti kecoa, cacing, kelabang, tikus, hingga ular.
Bila dampak banjir tidak memungkinan Anda untuk tetap tinggal di dalam rumah Anda yang kebanjiran, mengungsilah untuk sementara waktu. Apalagi bila persediaan makanan dan air bersih kian menipis. Hubungi nomor darurat milik badan penanggulangan bencana banjir terdekat dari lokasi Anda untuk segera dievakuasi.