Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

7 Kebiasaan Sehari-hari Pemicu Kanker Menurut Studi Dekade Ini

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tahun baru selalu diiringi dengan resolusi untuk hidup lebih sehat. Tapi sebelum menyusun langkah-langkah yang akan Anda lakukan untuk mewujudkan resolusi itu, penting untuk memperhatikan kebiasaan sehari-hari, mulai dari menghirup udara berpolusi hingga menyeruput teh panas, yang bisa memicu kanker.

Kanker pada dasarnya adalah hasil dari mutasi genetik dalam DNA. Sel-sel mulai tumbuh dan membelah secara tidak terkendali dan akhirnya menyebar ke seluruh tubuh ketika mereka mulai tumbuh dalam bentuk tumor. Terkadang penyakit mematikan ini juga dapat menyebar karena mutasi genetik yang diwariskan.

Sering kali kita tidak sadar bahwa kebiasaan sehari-hari berisiko memicu kanker. Penemuan terbaru telah menjelaskan beberapa barang rumah tangga bersifat karsinogenik.

Berikut tujuh hal yang menurut penelitia dekade terakhir ini dikaitkan dengan kanker,  seperti dilansir dari laman Times of India.

1. Sering mengonsumsi daging olahan

Menurut WHO, daging olahan termasuk ham, bacon, dan daging asap telah diklasifikasikan sebagai karsinogen kelompok 1. Di sisi lain, daging merah, seperti daging sapi, domba dan babi, telah diklasifikasikan sebagai karsinogen kelompok 2A yang merupakan level di bawahnya. Ini berarti mungkin menyebabkan kanker. Menurut dewan kanker Australia, seseorang tidak boleh makan lebih dari 1 porsi daging merah tanpa lemak per hari.

2. Menghirup udara berpolusi 

Kualitas udara menjadi topic hangat pada decade terakhir ini. Kualitas udara yang memburuk di kota-kota metropolitan dunia, termasuk Jakarta, telah menjadi perhatian publik sejak tahun 2010-an. Sepanjang 2019, polusi udara di Jakarta tak pernah hilang dari sorotan.

Menurut organisasi kesehatan dunia atau WHO, polusi udara ambien (luar) menyumbang 29 persen dari semua kematian dan penyakit akibat kanker paru-paru. Udara yang Anda hirup mungkin mengandung dengan zat penyebab kanker dan polusi udara luar ruangan secara resmi diklasifikasikan sebagai karsinogenik.

3. Vaping

Rokok elektronik atau vape mulai tren menggantikan rokok tembakau. Vape disebut-sebut sebagai alternatif yang jauh lebih aman daripada merokok. Namun, meskipun tidak mengandung tar vape  memanaskan nikotin dan perasa lainnya yang kemungkinan bisa memicu kanker.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Molecular Sciences, pengguna rokok elektronik mengembangkan beberapa perubahan molekuler yang sama dalam jaringan mulut yang menyebabkan kanker pada perokok. Sepanjang 2019 juga banyak pemberitaan kematian akibat masalah paru-paru yang dipicu vape  

4. Menyeruput teh atau kopi panas

The dan kopi panas paling asyik menemani hari-hari di musim hujan. Tapi hati-hati, penelitian baru yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer telah menemukan bukti kuat antara meminum cairan yang sangat panas dan risiko mengembangkan kanker kerongkongan.

Ditemukan bahwa minum 700 mililiter teh sangat panas per hari meningkatkan kemungkinan kanker esofagus sebesar 90 persen bila dibandingkan dengan minum teh dingin atau suam-suam kuku dalam jumlah yang sama setiap hari.

5. Stres
Stres semakin meningkat dalam dekade terakhir karena keseimbangan kehidupan kerja yang makin berkurang. Menurut Lorenzo Cohen, profesor Ilmu Onkologi Umum dan Perilaku, stres membuat tubuh Anda lebih ramah terhadap kanker.

6. Tirai kamar mandi

Siapa sangka tirai kamar mandi juga bisa mengandung racun dan bahan kimia pemicu kanker. Menurut para ilmuwan Amerika, pancuran plastik yang mengandung PVC (polivinil klorida) dan VOC (senyawa organik yang mudah menguap) mestinya dilarang keras.

7. Pewarna rambut

Makan sehat dan olahraga teratur belum cukup menghindari risiko kanker. Kebiasaan lain, seperti mewarnai rambut permanen dan meluruskan rambut dengan bahan kimia dikaitkan dengan kanker. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer, wanita yang sering menggunakan pewarna rambut permanen atau pelurus kimia berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara.

Jadi, di tahun baru ini, ada baiknya meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang bisa memicu kanker tersebut jdai salah satu resolusi Anda. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jenis dan Gejala Kanker Ovarium yang Perlu Diwaspadai

16 jam lalu

Ilustrasi-Ketika kanker ovarium masih dalam tahap awal, yaitu ketika kanker masih terbatas pada ovarium, ada kemungkinan besar untuk berhasil diobati, kata seorang spesialis onkologi. (ANTARA/Shutterstock/mi_viri)
Jenis dan Gejala Kanker Ovarium yang Perlu Diwaspadai

Menurut WHO, kanker ovarium adalah penyebab kematian ke-8 akibat kanker pada wanita di seluruh dunia.


5 Makanan yang Dianjurkan Pakar untuk Kurangi Risiko Kanker Payudara

1 hari lalu

Ilustrasi bayam. Shutterstock
5 Makanan yang Dianjurkan Pakar untuk Kurangi Risiko Kanker Payudara

Meski tak mungkin membuat faktor risiko sampai nol, beberapa hal bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker payudara, termasuk lewat makanan.


Riset Pemprov Jakarta: Truk dan Motor Sumber Utama Polusi Udara di Jakarta

3 hari lalu

Suasana Monas yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat 21 Juni 2024. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Riset Pemprov Jakarta: Truk dan Motor Sumber Utama Polusi Udara di Jakarta

Hasil kajian ini penting untuk memberikan informasi mendasar untuk memahami sumber polusi di Jakarta.


Arti Resolusi, Manfaat, dan Contoh Kalimatnya

5 hari lalu

Arti resolusi. Foto: Canva
Arti Resolusi, Manfaat, dan Contoh Kalimatnya

Resolusi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tujuan yang dibuat. Berikut manfaat sebuah resolusi dan contoh kalimatnya.


7 Bahan Makanan Alami yang Dapat Membunuh Pertumbuhan Sel Kanker

6 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
7 Bahan Makanan Alami yang Dapat Membunuh Pertumbuhan Sel Kanker

Makanan alami tidak hanya memberikan nutrisi penting bagi tubuh, tetapi juga berperan sebagai pejuang dalam melawan penyakit, termasuk kanker.


7 Fakta Deteksi Dini Kanker dan Metode Pemeriksaanya

6 hari lalu

Pendeteksi Kanker
7 Fakta Deteksi Dini Kanker dan Metode Pemeriksaanya

Meskipun kanker adalah penyakit serius, deteksi dini dapat meningkatkan peluang penyembuhan.


Alasan Peluang Sembuh dari Kanker Lebih Besar Karena Deteksi Dini

6 hari lalu

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Alasan Peluang Sembuh dari Kanker Lebih Besar Karena Deteksi Dini

Deteksi kanker sejak dini sangatlah penting agar penanganan dapat segera dilakukan dan peluang sembuh pun semakin tinggi.


3 Cara Meningkatkan Kualitas Foto

6 hari lalu

Google Photos. Stgist.com
3 Cara Meningkatkan Kualitas Foto

Berkat kemajuan teknologi, mengubah foto beresolusi rendah menjadi gambar yang lebih tajam dan jernih kini menjadi lebih mudah.


Rukki: Kebijakan Kemasan Rokok Polos Tidak Akan Munculkan Rokok Ilegal

7 hari lalu

Kemasan rokok polos di Australia (REUTERS)
Rukki: Kebijakan Kemasan Rokok Polos Tidak Akan Munculkan Rokok Ilegal

Hasil riset yang menunjukkan kebijakan kemasan rokok polos memunculkan rokok ilegal, diragukan kredibilitasnya.


Hati-hati, Kedutan Ternyata Bisa Jadi Gejala Kanker dan Tumor Otak

9 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
Hati-hati, Kedutan Ternyata Bisa Jadi Gejala Kanker dan Tumor Otak

Meski tak secara langsung menjadi indikator kanker, kedutan bisa juga menjadi sinyal kanker otak, menurut Asosiasi Tumor Otak Amerika.