TEMPO.CO, Jakarta - Kabar duka menyelimuti blantika musik dunia. Vokalis Roxette, Marie Fredriksson, dikabarkan meninggal di usia 61 tahun pada Senin, 9 Desember 2019. Marie meninggal setelah 17 tahun melawan tumor otak yang diderita sejak tahun 2002.
Marie Fredriksson dan Per Gessle adalah duo vokalis untuk grup musik pop-rock Roxette. Mereka menjadi ikon remaja era 1990-an dan memiliki gaya yang unik dan konsisten, termasuk gaya rambut pixie Marie.
Melansir laman akun instagram Real Roxette, sejak mengeluarkan album pertama bertajuk Pearl of Passion pada 1986 dengan single yang hits "It Must Have Been Love", Marie telah muncul dengan branding rambut pixie hair cut blonde atau kerap disebut cepak. Potongan rambut ini sempat booming di kalangan anak muda di zaman itu.
Roxette, (Instagram @realroxette)
Gaya rambut pixie yang kerap ditampilkan Marie kerap diubah bentuk layer ataupun mengenakan hairspray agar modelnya tak berantakan.
Saat mereka manggung baik di dalam ruangan ataupun festival dari satu acara ke acara lain, Marie tetap konsisten dengan gaya rambut pendek. Bahkan di hari bahagianya, saat Marie menikah dengan seorang keyboardist Mikael Bolyos, Marie tetap menonjolkan rambut pendeknya tanpa aksesori rambut atau veil.
Ketika menjalani pengobatan kemoterapi dan radioterapi untuk melawan kankernya, Marie harus kehilangan rambut pendek dan pirangnya. Tapi dia mengaku tidak terganggu karena sudah terbiasa dengan rambut pendek.
"Kamu merasa sakit, tapi kupikir itu cukup rapi, aku terlihat sangat polos. Dan itu akan kembali. Aku selalu berambut pendek jadi itu bukan masalah besar," katanya dalam sebuah film dokumenter TV pada 2004.
Marie Fredriksson terakhir naik panggung pada 2016 saat mempopulerkan albumnya yang bertajuk Good Karma. Saat itu gaya rambutnya masih tetap tak berubah, khas pendek, hanya warna yang berubah jadi perak. Setelah merampungkan album yang menjadi karya terakhirnya, jarang terdengar kabar tentang sampai ia berjuang melawan tumor otak yang diidapnya.