Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hati-hati Erosi Serviks Sering Menyerang Wanita Muda, Apa Itu?

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi Miss V
Ilustrasi Miss V
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Erosi serviks atau erosi mulut rahim dipengaruhi hormon ini tidak berbahaya. Disebut juga dengan ektropion, erosi serviks terjadi saat sel-sel kelenjar dalam leher rahim justru tumbuh di luar serviks.

Banyak orang khawatir erosi serviks ini merupakan gejala kanker serviks karena terlihat seperti peradangan. Namun penting untuk tahu bahwa tidak ada hubungan antara erosi serviks dengan masalah kanker servisk atau kanker lainnya.

 Biasanya, erosi serviks atau erosi mulut rahim terjadi pada perempuan berusia muda. Tidak ada gejala spesifik yang dirasakan. Namun yang bisa terlihat dengan jelas di antaranya ruam kemerahan di leher rahim ketika dokter melihat dengan menggunakan spekulum, keputihan, keluar flek meski tidak sedang haid, serta rasa nyeri saat dan setelah berhubungan seksual dan bahkan keluar darah

Gejala ini bisa terasa ringan hingga parah tergantung pada kondisi ektropion yang dialami seseorang. Warna kemerahan pada leher rahim terjadi karena sel-sel tersebut sangat sensitif dan mudah mengalami iritasi. Apabila gejala erosi serviks ini semakin parah, tidak ada salahnya konsultasi dengan dokter. 

Ada banyak penyebab terjadinya erosi serviks yang berbeda-beda antara satu orang dan lainnya.

1. Bawaan lahir

Beberapa perempuan memang terlahir dengan kondisi erosi serviks, artinya kondisi ini tidak terjadi karena fluktuasi hormon.

2. Perubahan hormon

Terkadang, erosi mulut rahim bisa terjadi karena level hormon yang sangat fluktuatif. Biasanya, hal ini dialami oleh perempuan yang sedang dalam usia produktif. Perempuan yang sudah masuk fase menopauses jarang mengalami ektropion.

3. Konsumsi pil KB

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagi sebagian orang, menggunakan kontrasepsi pil KB kadang bereaksi tak
bersahabat bagi tubuh. Efek samping pil KB juga dapat berpengaruh signifikan terhadap hormon seseorang. Ini bisa memicu terjadinya erosi serviks. Bila perlu, konsultasikan dengan dokter apakah perlu mengganti alat kontrasepsi.

4. Kehamilan

Lagi-lagi soal hormon, periode kehamilan juga bisa menyebabkan seorang perempuan mengalami ektropion atau erosi serviks. Namun ektropion tidak akan membahayakan janin.

5. Usia 

Perempuan yang sedang berada di fase pubertas juga berisiko tinggi mengalami ektropion. Mengingat erosi serviks tidak berbahaya, seringkali kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perlu perawatan apapun. Selama tidak mengalami gejala memburuk atau pendarahan secara persisten, tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Erosi serviks biasanya diketahui saat pap smear bahkan tanpa merasakan gejala apa pun. Pemeriksaan pap smear ini bisa membedakan apakah gejala kemerahan ini merupakan ektropion atau gejala awal terjadinya kanker serviks. Meskipun tidak berhubungan, gejalanya cukup serupa.

Sebenarnya, ektropion tidak perlu diberi tindakan apapun selama tidak mengganggu. Namun apabila gejala mulai terasa mengganggu seperti pendarahan dan rasa nyeri saat berhubungan seksual, keputihan berlebih, hingga pendarahan, tak ada salahnya berdiskusi dengan dokter.

SEHATQ

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

4 hari lalu

Ilustrasi Kehamilan. TEMPO/Aditia Noviansyah
Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

5 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

14 hari lalu

Ilustrasi perawatan ibu hamil. Shutterstock.com
Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.


Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

17 hari lalu

Ilustrasi wanita mual. Freepik.com
Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?


4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

17 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Foto: Unsplash/Kevin Liang
4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.


Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

18 hari lalu

Ilustrasi bayi tidur. Foto: Freepik.com/user18526052
Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur


Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

19 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil mudik. Shutterstock
Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

Ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan melalui USG hingga membawa camilan berprotein tinggi untuk perjalanan mudik Lebaran.


Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

22 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com
Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.


Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

31 hari lalu

Ilustrasi kehamilan. Freepik.com
Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang mengalami komplikasi saat menjalani kehamilan cenderung memiliki risiko terkena penyakit jantung.


Keguguran 3 Kali, Olivia dan Denny Sumargo Akhirnya akan Sambut Anak Pertama

36 hari lalu

Denny Sumargo dan Olivia Allan di Times Square, New York. Foto: Instagram/@sumargodenny.
Keguguran 3 Kali, Olivia dan Denny Sumargo Akhirnya akan Sambut Anak Pertama

Olivia Allan menceritakan perjuangannya mendapatkan anak hingga sempat menolak ditemani Denny Sumargo di dokter.