Selain berbahaya untuk bayi, hamil di usia anak-anak juga berisiko tinggi bagi ibu. Kepala BKKBN yang juga dokter kandungan Hasto Wardoyo mengatakan, banyak kasus perdarahan persalinan terjadi pada ibu hamil di usia remaja karena tulang panggul belum cukup lebar. Ukuran tulang panggul perempuan itu harusnya 10 sentimeter, tapi kalau usianya baru 16-17 tahun, diameternya belum sampai sehingga mempersulit proses melahirkan.
“Itu salah satu komplikasi persalinan. Kondisi tersebut banyak terjadi pada ibu yang melahirkan usia muda karena pernikahan dini,” kata Hasto.
Anak-anak, kata Hasto, masih dalam masa pertumbuhan. Jadi, dia pun masih membutuhkan nutrisi untuk tubuhnya sendiri. Tapi begitu hamil, ia harus membagi nutrisinya dengan janin di dalam kandungan.
“Kontribusi terhadap angka kematian bayi dan stunting cukup tinggi dari perkawianan usia muda. Jadi menurut saya perkawinan tidak dikehendaki, kehamilan pada usia muda, harus jadi program penting kalau ingin menurunkan stunting, angka kematian ibu, angka kematian bayi,” ujar Hasto.
Kehamilan di usia remaja banyak terjadi karena perkawainan anak, seperti yang dialami Hani. Dan saat ini Indonesia tercatat sebagai negara dengan perkawinan anak tertinggi ketujuh di dunia dan kedua di ASEAN. Hani dan anak-anak lain yang menikah ini akan melahirkan generasi penerus Indonesia.