TEMPO.CO, Jakarta - Kulit bayi yang baru lahirnya umumnya rentan terhadap beragam ruam dan masalah kulit lainnya. Hal ini tentu membutuhkan perhatian khusus para ibu terutama untuk menjaga kebersihan buah hati. Menurut American Academy of Family Physicians (AAFP) gangguan kulit adalah salah satu keluhan yang paling sering dialami bayi dengan prevalensi mencapai 70 persen sehingga menjadi sumber kekhawatiran yang besar bagi orang tua.
Dokter spesialis kulit dan kelamin, Anna Juniawati mengatakan atopik atau yang dikenal masyarakat sebagai eksim susu adalah penyakit kulit yang paling sering terjadi pada bayi dan anak. Dermatitis atopik adalah radang kulit berulang yang disertai gatal pada bayi dan anak. Gejalanya berupa kelainan kulit berupa bintil-bintil kemerahan, gatal tidak biasa yang berlangsung lama (kronik), kulit menjadi kering, bersisik, luka-luka atau menebal dan kulit menjadi kehitaman
"Daerah yang terkena biasanya di kedua pipi, lekuk siku dan lekuk lutut. Dermatitis atopik dapat menimbulkan frustasi baik bagi bayi penderita, orangtua maupun dokter yang menanganinya," ucap dr Anna yag ditemui dalam Talkshow SOlusi KUlit Atopik pada Bayi dan Anak oleh Erha di Jakarta, Selasa 19 November 2019.
Dokter spesialis kulit dan kelamin, Anna Juniawati menjelaskan masalah kulit yang sering menimpa bayi di Jakarta, Selasa 19 November 2019. TEMPO/Eka Wahyu Pramita
Hingga saat ini, menurut dr Anna belum diketahui secara pasti apa penyebab atopik dermatitis. Biasanya terdapat faktor alergi turunan dalam keluarga atau pasien. Pada dasarnya, kulit penderita dermatitis atopik cenderung kering, mudah gatal dan lebih peka terhadap bahan iritan, pakaian kasar, berenda, wol atau sintetis, dan panas atau dingin yang ekstrem.
Kelainan kulit juga dapat terjadi karena alergi, misalnya alergi terhadap makanan (susu sapi, telur ayam, ikan laut, kacang-kacangan, dan lain-lain) atau terhadap debu, serbuk sari, dan bulu binatang.