TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini banyak wanita yang bekerja di sektor migas. Tidak tanggung-tanggung, mereka juga bekerja di lapangan. Tak sedikit dari mereka adalah para pengguna hijab.
Khusus untuk mereka yang berhijab, produsen minyak mentah PT Chevron Pacific Indonesia atau PT CPI memperkenalkan hijab berstandar FRC (flame resistant clothing) yaitu pakaikan kerja yang bahannya dapat mengurangi dampak risiko cedera akibat terbakar. Hijab ini merupakan salah satu upaya perusahaan untuk meningkatkan keselamatan pekerja di lapangan.
Pakaian FRC wajib dikenakan pegawai yang memasuki dan/atau bekerja di dalam area produksi minyak & gas dan fasilitas on plot listrik dan personel yang bekerja pada area operasi lapangan (fasilitas off plot, wellpad, dan lainnya).
Pakaian kerja ini berfungsi melindungi tubuh dari kontak dengan bahaya fisik, biologi, dan kimia di tempat kerja. Di antaranya pancaran panas, sengatan lebah, gigitan nyamuk, percikan bahan kimia, dan lainnya.
“Hijab FRC ini merupakan upaya kami dalam menerapkan salah satu nilai perusahaan yaitu keberagaman dan inklusi (Diversity & Inclusion). Indonesia memiliki keunikan tersendiri dari segi keberagaman dan kami merangkul, mendengarkan masukan pegawai serta sangat menghargai ide yang diajukan pegawai kami," kata Sonitha Poernomo Manager Corporate Communication PT CPI dalam keterangan persnya, pekan lalu.
Tim PT CPI melakukan riset khusus untuk hijab FRC, kemudian mendesain serta memilih materi secara seksama guna memberikan keselamatan dan kenyamanan dalam penggunaannya. Produk ini sudah memenuhi standar nasional dan internasional.
Tipe hijab FRC ini bisa digunakan dengan dua cara, yaitu dimasukkan ke dalam pakaian dan juga bisa dikeluarkan, namun tetap dengan memperhatikan faktor keselamatannya.
SILVY RIANA PUTRI