TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua perlu menyiapkan dana darurat untuk kebutuhan anak-anak. Hal itu untuk mengantisipasi kejadian tak terduga di dalam kehidupan berumah tangga. Idealnya, jumlah dana darurat yang harus disiapkan orang tua mengikuti jumlah anak. Pertimbangannya adalah kondisi psikologis dan kemampuan adaptasi anak-anak.
Prita Hapsari Ghozie, perencana keuangan independen, mengatakan dana darurat itu bisa digunakan saat anak sakit. Bukan untuk biaya pengobatan, tapi biaya lain-lain selama dirawat.
"Dana darurat saat anak sakit itu bisa jadi untuk biaya transportasi bolak-balik rumah ke rumah sakit, biaya yang merawat anak hingga biaya makan selama di rumah sakit. Itu baru contoh sederhana,” ucap Prita di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Prita, biaya pemulangan pengasuh anak atau asisten rumah tangga bermasalah, atap rumah bocor, ac rusak, ataupun pagar yang bermasalah termasuk dalam pos dana darurat. Anggaran untuk pembelian kado untuk teman anak-anak yang silih berganti merayakan ulang tahun juga masuk kategori dana darurat. Lalu, berapa nominal ideal yang harus disiapkan orang tua?
“Khusus para orang tua, jumlah dana darurat yang harus disiapkan tergantung jumlah anak. Kalau sudah punya satu anak, jumlah dan daruratnya 9 kali dari pengeluaran rutin bulanan. Bila punya dua anak, dana daruratnya 12 kali dari pengeluaran rutin bulanan,” ucap Prita.
Ia melanjutkan pemaparan, “Bagi teman-teman yang bekerja sebagai freelancer, bukan kerja kantoran, minimal dana daruratnya 12 kali pengeluaran rutin bulanan untuk satu anak.”
Baca Juga:
Pertimbangan jumlah di atas adalah psikologis dan kemampuan adaptasi anak kepada perubahan. Misalnya anak sudah sekolah, kalau tiba-tiba orang tuanya tidak mendapatkan penghasilan karena pemutusan hubungan kerja atau PHK, resign hingga bisnisnya bermasalah, anak tidak bisa tiba-tiba dipindahkan sekolah.
"Anak-anak perlu penyesuaian lebih lama dibandingkan orang dewasa. Orang tua mungkin mudah beradaptasi, tapi anak-anak tidak demikan,” kata Prita.
SILVY RIANA PUTRI