TEMPO.CO, Jakarta - Hamil dan punya anak merupakan salah satu perencanaan terpenting dalam hidup kita. Sebab, perencanaan itu melibatkan banyak hal, dari kesehatan fisik dan mental hingga keuangan. Tahukah Anda waktu-waktu yang dianggap buruk untuk hamil?
Pada 1930-an, para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang lahir di musim dingin lebih rentan dengan masalah kesehatan. Pertumbuhan mereka lebih lambat, mengalami gangguan kesehatan mental, bahkan kematian dini. Di antara penjelasan yang diajukan adalah penyakit, suhu yang ekstrem, dan tingkat polusi yang lebih tinggi terkait dengan musim dingin. Itu mempengaruhi ibu hamil dan janin.
Penelitian itu dipertegas oleh studi Princeton University, Amerika Serikat, yang diterbitkan di Prosiding National Academy of Science belum lama ini. Dilansir dari Times of India, Jumat, 25 Oktober 2019, penelitian itu menyebutkan bahwa wanita yang hamil pada Mei dan menjalani trimester ketiga sekitar Januari atau Februari, 10 persen lebih mungkin untuk melahirkan sebelum waktunya atau prematur.
Alasannya, Januari dan Februari adalah bulan-bulan musim dingin sehingga kasus flu dan peradangan meningkat. Ini dapat memicu persalinan prematur, kata seorang peneliti Princeton University.
Penelitian ini melibatkan 1,4 juta anak-anak dari 657.050 ibu dan membandingkan tanggal lahir bayi dengan perkiraan waktu konsepsi mereka.
Dalam banyak studi, bayi prematur memiliki risiko lebih besar terkena masalah pernapasan dan pencernaan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC Amerika Serikat , anak-anak ini mungkin memerlukan rawat inap selama berminggu-minggu setelah kelahiran.
Di Indonesia, musim penyakit flu, pilek, dan batuk biasanya berlangsung saat pergantian musim atau pancaroba, sekitar Maret-April dan Oktober-Desember. Wanita yang hamil di musim itu bisa mengurangi risiko penyakit dengan gaya hidup sehat. Wanita hamil direkomendasikan menghindari orang sakit, sering mencuci tangan dan menjauhkan tangan dari mata, mulut dan hidung untuk mencegah penyakit.