TEMPO.Co, Jakarta - Selain menghadirkan para desainer muda berbakat, Jakarta Fashion Week atau JFW 2020 juga menampilkan karya dari berbagai daerah, salah satunya adalah batik Marunda dari DKI Jakarta. Batik yang dibuat oleh para perempuan korban relokasi kini telah diakui dan ikut dalam beberapa ajang fashion.
Awal mula kegiatan Batik Tiga Rusun ini adalah untuk dapat membantu ibu-ibu penghuni rumah susun atau rusun, yang dulunya kebanyakan bekerja sebagai buruh cuci, bisa berkarya sekaligus mendapatkan penghasilan dari usaha membatik mereka.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah DKI Jakarta juga istri Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan, Fery Farhati, mengatakan batik ini mewujudkan konsep gotong royong warga rusun Jakarta.
"Konsepnya gotong royong bersama ibu-ibu di rusun Marunda, mereka juga menyulam untuk melengkapi keindahan kain batik," ucap Fery usai ditemui di pembukaan JFW 2020, Jakarta, 22 Oktober 2019.
Batik ini melalui tiga proses pembuatan yang dibagi ke penghuni rusun berbeda. Proses canting batik dilakukan ibu-ibu dari rusun Rawa Bebek, proses pencelupan dilakukan oleh ibu-ibu dari Rusun Marunda, dan terakhir proses penyulaman dilakukan oleh ibu-ibu dari rusun Besakih.
Selain di pembukaan, kreativitas para perajin rusun Marunda juga akan ditampilkan dalam empat show pada Kamis, 24 Oktober mendatang.
Fery mengapresiasi berlangsungnya gelaran JFW 2020 yang mampu melibatkan banyak tim, mulai dari desainer, model, dan MUA. "Selama 12 tahun berlangsung JWF menjadi bukti kerja serius, komitken yang kuat, dan keberhasilan meningkatkan kemajuan industri fashion Indonesia dengan menyerap banyak tenaga selama acara berlangsung," kata dia.
Ia berharap Jakarta Fashion Week bisa melibatkan banyak pihak termasuk tentu saja para perajin di Jakarta.
ECKA PRAMITA