TEMPO.CO, Jakarta - Iriana Joko Widodo mendampingi sang suami saat pelantikan presiden dan wakil presiden 2019-2024 pada Ahad, 20 Oktober 2019 di Gedung DPR RI, Jakarta. Seperti acara kenegaraan sebelumnya, Ibu Negara kerap meminta dibuatkan busana khusus, salah satunya pada perancang busana Tuty Adib.
Tuty mengatakan jika Iriana Jokowi minta dibuatkan baju kurung dengan cutting loose warna putih atau broken white. Menurutnya putih menjadi pilihan warna yang berbeda dari acara sebelumnya. Selain itu, putih dikatakan memiliki makna yang apik.
"Mulai dari melambangkan ketulusan hati, kesucian, kejujuran, kepolosan, lembaran awal untuk tahap kerja berikutnya," ucap Tuty Adib saat dihubungi via telepon seluler, Ahad.
Tuti membuat pakaian tradisional Melayu ini dari bahan silk organdi berkerah sabrina. Karakter bahan silk organdi yang tipis dan terawang lalu diberi lapisan dalam dengan detail brokat. "Seolah kita melihat tembus pandang namun tidak karena ada brokat bunga bertabur kristal dan manik sederhana," ujar Tuty.
Pilihan brokat bunga sendiri juga tak lepas dari makna khusus. Bunga tak hanya indah tapi juga semerbak wanginya. Sebagai ibu negara bisa memberi kehangatan yang terpancar.
Tak hanya elegan di bagian di depan, bagian belakang pun tak lepas dari detail, dengan brokat bunga yang sama kali ini bentuk bunga menurun dari atas ke bawah serupa bouquet bunga.
Dengan padanan kain Nusantara koleksi pribadi, Iriana Jokowi pun tampil anggun dan berkelas. "Kalau ibu sih tidak minta yang neko-neko ya, hanya request warna putih dengan detail yang sederhana, seperti karakter dirinya," sambung Tuty.
Perancang busana Indonesia Modest Fashion Designer ini mengaku sangat bersyukur diberi kesempatan merancang busana untuk Iriana. "Rasanya bangga bisa ikut menorehkan sejarah dalam kegiatan kenegaraan yang Ibu jalankan. Menjadi pengalaman berharga bagi saya," ucap desainer yang kerap merancang baju adat ini.
Tantangannya bagi Tuty ialah kembali pada busana mewakili identitas si pemakainya. Jadi bagaimana ia coba merancang busana yang sesuai dengan karakter si pemakai, termasuk ketika dia menyiapkan busana untuk Iriana.
"Patokannya adalah identitas kita, melihat Ibu sesuai dengan karakternya sebagai sosok wanita yang anggun, praktis, sederhana, berkelas, dan tidak neko-neko. Panduan itu yang saya jalankan ketika merancang busana yang diminta Ibu," kata Tuty Adib.
ECKA PRAMITA