TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit autoimun merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel-sel sehat yang berada di dalam tubuh. Sistem kekebalan tubuh seharusnya menjadi benteng bagi kesehatan tubuh. Normalnya, sistem imun hanya akan bereaksi ketika tubuh Anda terserang virus atau bakteri. Sistem imun akan melepaskan zat bernama antibodi untuk melawan memerangi sel-sel jahat tersebut.
Pada pengidap penyakit autoimun, sistem imun ini tidak dapat membedakan sel jahat dengan baik di tubuh Anda. Akibatnya, sistem kekebalan ini justru menyerang tubuh Anda sendiri. Efeknya, Anda akan lebih rentan mengidap berbagai macam penyakit. Ketika terkena penyakit autoimun ini pun, tubuh akan mengeluarkan reaksi yang tidak sama antara satu orang dengan orang lainnya.
5 Jenis penyakit autoimun yang paling umum
Ada beragam jenis kondisi autoimun yang bisa menyerang. Beberapa jenis yang paling umum meliputi:
1. Rheumatoid arthritis
Penyakit ini menyerang persendian dengan gejala sendi yang nyeri, kaku, berwarna kemerahan, dan hangat ketika disentuh.
2. Inflammatory bowel disease (IBD)
Inflammatory bowel disease memicu peradangan atau inflamasi pada dinding usus bagian dalam. Penderita akan mengalami sakit perut dan diare.
3. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem imun menyerang sel-sel pembuat insulin dalam pankreas. Akibatnya, penderita akan memiliki kadar gula darah tinggi dan dapat mengalami komplikasi yang serupa dengan penderita diabetes tipe 2.
4. Penyakit Addison
Penyakit ini memicu kekurangan hormon kortisol yang memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengolah dan menyimpan karbohidrat serta glukosa.
5. Multiple sclerosis
Pada tubuh penderita, sistem imun menyerang selubung myelin yang melapisi dan melindungi sel-sel saraf, sehingga mengalami kerusakan. Akibatnya, penderita dapat mengalami lemah otot, gangguan keseimbangan, sensasi kebas, serta kesulitan berjalan.
Selain itu, penyakit autoimun juga bisa menyerang kulit. Dalam beberapa kasus, kondisi ini hanya menyerang satu bagian saja. Meski begitu, ada pula jenis penyakit autoimun yang menyerang seluruh tubuh, termasuk kulit, organ, hingga jaringan saraf. Contohnya adalah lupus eritematosus sistemik atau yang dikenal dengan sebutan penyakit lupus.
Lupus kerap dikategorikan sebagai penyakit autoimun yang menyerang kulit. Pasalnya, penyakit ini sering ditandai dengan munculnya tanda merah pada bagian hidung dan kedua pipi penderita, yang mirip seperti sepasang sayap kupu-kupu.
Selain lupus, 5 penyakit autoimun berikut juga bisa mempengaruhi kulit
1. Psoriasis
Kondisi autoimun yang ditandai dengan terlalu cepatnya pertumbuhan sel kulit sehingga terjadi penumpukan sel kulit mati. Penderita biasanya mengeluhkan kulit yang kemerahan, menebal, bersisik, gatal, serta nyeri. Gejala psoriasis umumnya tumbuh di bagian kepala, namun juga bisa muncul di lutut maupun siku. Biasanya lesi akan timbul di daerah yang sering tergesek.
2. Skleroderma
Sama seperti lupus, skleroderma bisa terjadi di seluruh bagian tubuh Anda. Bila terjadi di kulit, gejala yang muncul meliputi penebalan kulit di sekitar jaringan penyambung tulang-tulang Anda.
3. Dermatomyositis
Penyakit autoimun ini selalu muncul bersama polymyositis yang menyerang otot. Khusus dermatomyositis, gejalanya bisa berupa ruam kulit yang biasanya muncul di tubuh bagian atas, penebalan dan pengencangan kulit di berbagai bagian tubuh, serta kelopak mata yang berwarna ungu.
4. Epidermolysis bullosa acquisita
Penyakit ini ditandai dengan munculnya luka melepuh berisi cairan. Penyebabnya bisa hal-hal yang terlihat remeh, seperti sentuhan atau bahkan peningkatan suhu ruangan. Biasanya, penyakit ini baru timbul ketika usia Anda sudah berusia di atas 50 tahun.
5. Bullous pemphigoid
Gejalanya mirip dengan epidermolysis bullosa, yakni munculnya luka melepuh. Namun kondisinya cenderung lebih parah karena lepuhan bisa pecah dan menjadi luka. Lepuhan bisa muncul pada lengan, kaki, dan dada, serta mulut. Sebagian penderita pun kecil dapat mengalami gusi gatal dan berdarah.
Siapa pun bisa mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh. Namun penyakit autoimun tergolong kondisi yang lebih sering menimpa dan dipengaruhi oleh faktor keturunan. Karena itu, penting juga untuk mengetahui riwayat medis dari Anda maupun keluarga. Diagnosis untuk penyakit autoimun adalah pemeriksaan dengan tes antibodi. Sedangkan pengobatannya bertujuan mengendalikan gejala yang dialami serta menekan respons dari sistem kekebalan tubuh penderita