TEMPO.CO, Jakarta - Berhubungan intim saat haid kerap dianggap hal yang tabu bagi sebagian besar orang. Padahal, berhubungan seks saat menstruasi nyatanya memiliki manfaat yang tak terduga. Namun, ada pula sederet risiko yang patut diwaspadai mengenai berhubungan seks saat haid.
Hubungan intim ketika menstruasi harus dilakukan dengan benar dan aman. Berikut ini risiko yang harus diwaspadai saat berhubungan seks saat haid.
1. Tertular penyakit menular seksual
Berhubungan seks saat haid membuat Anda lebih berisiko terkena penyakit menular seksual. Infeksi menular seksual yang berkaitan dengan haid adalah jenis yang ditularkan melalui darah, seperti HIV dan hepastitis. Wanita berisiko terkena penyakit menular seksual apabila pasangannya positif mengidap infeksi menular seksual, kemudian mereka melakukan hubungan seks tanpa menggunakan kondom. Pasalnya, leher rahim akan sedikit terbuka selama masa haid. Kondisi ini memungkinkan kuman lebih mudah untuk memasukinya.
Sedangkan jika sang wanita yang positif mengidap penyakit menular seksual, pasangannya dapat tertular karena virus maupun bakteri penyebabnya bisa hidup dalam darah dan menyebar melalui kontak dengan darah haid yang sudah terinfeksi.
2. Darah haid mengotori ranjang
Selain berisiko menularkan infeksi, berhubungan seks saat haid juga berpotensi mengotori ranjang Anda. Bagaimana tidak, darah haid bisa mengotori kasur, seprai, selimut, hingga tubuh pasangan Anda. Apalagi jika Anda berhubungan seks ketika darah haid sedang deras-derasnya. Banyak orang tidak ingin melakukan hubungan seks saat haid karena khawatir dan cemas akan darah haid yang bercecer ke mana-mana. Kecemasan ini bisa saja membuat seks menjadi kurang nikmat.
3. Terkena infeksi ragi atau jamur
Vagina memiliki kadar pH (indikator tingkat asam atau basa) antara 3,8 hingga 4,5 setiap bulannya. Namun selama menstruasi, kadar pH dapat meningkat akibat pH darah menjadi lebih tinggi. Inilah yang dapat menyebabkan jamur atau ragi berkembang lebih cepat di vagina.
Gejala infeksi jamur pada vagina cenderung terjadi seminggu sebelum menstruasi. Jadi, apabila hubungan seksual dilakukan selama waktu tersebut, gejala bisa saja bertambah parah. Meski begitu, infeksi jamur ketika bercinta saat haid masih memerlukan penelitian yang lebih luas agar hasilnya akurat.
4. Hamil
Meski kemungkinannya kecil, Anda bisa saja hamil apabila hubungan seks dilakukan saat sedang haid. Risiko kehamilan akan lebih besar bila hubungan seks dilakukan selama ovulasi, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Namun durasi siklus menstruasi setiap wanita berbeda-beda, dan dapat berubah setiap bulannya. Pertimbangkan pula bahwa sperma yang telah masuk ke rahim dapat bertahan hidup hingga sekitar lima hari.
Jika Anda memiliki siklus haid yang pendek (misalnya, 21-24 hari) dan mengalami ovulasi segera setelah selesai haid, kemungkinan hamil akan lebih tinggi. Apa alasannya? Pasalnya, ada kemungkinan sel telur akan keluar saat sperma masih bertahan dalam saluran reproduksi Anda. Lalu, pembuahan pun bisa berlangsung.
Namun selain risiko-risiko tersebut, berhubungan seks saat haid juga dapat memberikan beberapa manfaat. Khususnya untuk sang wanita. Beberapa wanita mungkin mengakui bahwa melakukan hubungan intim saat menstruasi lebih menyenangkan dibandingkan waktu lainnya. Sementara dari segi medis, bercinta saat haid memiliki sejumlah manfaat.
Selanjutnya manfaat berhubungan seks saat haid