TEMPO.CO, Jakarta - Cincin berlian kebiasaan dalam setiap acara pertunangan atau pernikahan. Padahal, orang bisa saja menggunakan cincin emas biasa atau cincin dari nenek atau orang tua yang dimodifikasi. Tapi, entah kenapa cincin berlian umumnya jadi pilihan pertama.
Disadari atau tidak, kesan wajib berlian dalam cincin tunangan disebabkan oleh iklan yang sangat pintar. Aran Galligan, perancang perhiasan ramah lingkungan dan pendiri Aide-mémoire Jewelry, Seattle, Amerika Serikat, mengatakan bahwa sebelum 1940-an, hanya 10 persen cincin tunangan menggunakan berlian. Grup perusahaan berlian kemudian mengubahnya dengan bantuan agen pemasaran, kata Aran seperti dikutip Bustle, Jumat, 20 September 2019.
Slogan klasik, "A Diamond is Forever" diciptakan untuk perusahaan pada 1948 dengan tujuan mengubah pendapat populer tentang berlian. Slogan ini meyakinkan banyak orang bahwa berlian merupakan bagian penting dari lamaran pernikahan. Dan itu berhasil.
Stephen Silver, seorang ahli perhiasan, ahli permata, dan ahli geologi yang berbasis di Silicon Valley mengatakan kampanye dengan slogan, bersama dengan penempatan produk berlian dalam film-film Hollywood dan di karpet merah, adalah salah satu kampanye iklan paling sukses dalam sejarah.
"Kampanye itu mengejutkan, berhasil dan secara halus menghubungkan daya tahan berlian dengan cinta yang abadi."
Berlian disebut mewakili cinta abadi berkat kekuatannya mengalahkan batu mana pun. Itu jadi faktor lain yang membuat orang menghargainya. Ahli perhiasan dan ahli geologi mengukur kekuatannya dengan alat bernama Mohs Hardness Scale.
“Berlian adalah batu yang paling sulit untuk disingkirkan,” kata Kelsey Dickinson, dari studio desain perhiasan Abby Sparks Jewelry, kepada Bustle.
Karena cincin pertunangan biasanya dipakai setiap hari, dan mungkin selama beberapa dekade, berlian pun jadi pilihan utama. Kelsey mengatakan, batuan ini bahkan terbukti kuat digunakan menggedor kunci mobil. "Jadi, kamu ingin memastikan cincin pertunanganmu dibuat dengan bahan yang benar-benar tahan lama."
Daya tahan berlian, serta kemilau yang mengesankan, adalah sebenarnya sudah dikagumi orang selama berabad-abad, jauh sebelum kampanye berlian itu ada.
Menurut Darshan Gajiwala, pakar berlian dan salah satu pendiri Sun Diamond, cincin pertunangan berlian pertama kali diberikan kepada Mary of Burgundy pada abad ke-15 oleh Archduke Maximillian dari Austria. "Ini mengarah pada praktik bertukar cincin pertunangan berlian, tapi itu masih merupakan konsep khusus untuk bangsawan."
Kini berlian memang bukan hanya untuk bangsawan. Siapa pun bisa membelinya, tapi harganya cenderung mahal. Itu salah satu alasan yang membuat orang enggan menggunakan berlian, selain ketidakpastian ekonomi, kekhawatiran tentang sumber berlian, dan mempertanyakan tradisi.
Cincin pertunangan tak harus berlian. Bahkan kini ada moissanite, berlian yang dibuat di labortaorium. Selain itu, ada banyak batu pilihan lain yang direkomendasikan Aran Galligan, misalnya safir yang punya banyak pilihan warna. Berlian mungkin selamanya, tetapi bukan satu-satunya pilihan.