TEMPO.CO, Jakarta - Punya karier cemerlang di Hollywood tak membuat hidup Megan Fox tenang. Aktris 33 tahun itu mengaku pernah mengalami periode gelap hingga tak ingin melakukan apa-apa. Gangguan kesehatan mental itu rasakan setelah film yang ia bintangi, Jennifer’s Body dirilis pada 2009, sukses dan dia menjadi perhatian.
Ia mengungkapkannya saat menjadi bintang tamu di Entertainment Tonight. Perhatian yang tidak diinginkan memiliki efek parah pada aktris itu. "Aku tidak ingin terlihat, aku tidak ingin melakukan pemotretatn, membuat majalah, berjalan di karpet, aku tidak ingin terlihat di depan umum sama sekali karena rasa takut, dan kepercayaan, dan kepastian mutlak bahwa saya akan diejek, atau diludahi, atau seseorang akan meneriaki saya, atau orang akan melempari saya dengan batu hanya karena keluar,” ujar dia seperti dikutip People, Kamis, 18 September 2019.
Ia pernah berusaha membicarakan masalah kesehatan mental itu melalui gerakan #MeToo . Ia ingin berbagi pengalamannya tumbuh Hollywood dan bekerja di berbagai film dan TV, tetapi merasa seolah-olah tidak disukai.
"Saya merasa seperti keluar dan di depan gerakan #MeToo sebelum gerakan #MeToo terjadi, saya berbicara dan berkata, 'Hei, hal-hal ini terjadi pada saya dan mereka tidak baik-baik saja,'" dia teringat.
Hal yang mengganggu dia adalah ketika semua orang berbicara tentang penampilannya, pakaiannya, hingga lelucon yang ia buat. Sebenarnya ia memiliki keinginan jadi seorang feminis, tapi ia merasa tidak ada ruang untuknya dalam feminisme.
Bintang Transformers itu merasa membaik ketika ia hamil anak pertamanya, Noah, dengan suaminya Brian Austin Green. Menurut dia, pikirannya lebih terbuka ketika itu. Ia mulai bisa menerima pandangan-pandangan tentangnya. Ketika ia hamil berikutnya, ia bertambah baik. “Aku merasa seperti itu, (kehamilan) selalu menjadi pintu masuk ke versi diriku yang lebih baik,” ujar dia.
Selain Noah, Meghan dan suaminya memiliki dua putra lagi, Bodhi, 5, dan Journey, 3.
Megan pernah mengungkapkan bahwa ia merasa tidak nyaman jika berbagi cerita melalui gerakan #MeToo. Menurutnya, pengakuan akan membuat ia dinilai sebagai korban yang tidak simpatik dan akan dipermalukan di muka umum.
Padahal ia mengaku memiliki beberapa cerita pelanggaran yang melibatkan dia, tapi ia tidak mengomentarinya di depan umum.
"Saya tidak merasa itu tugas saya untuk menghukum seseorang karena mereka melakukan sesuatu yang buruk pada saya," kata Megan Fox.