TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian ibu hamil lebih rentan mengalami stres dibandingkan dengan yang lain. Kondisi ini terjadi perubahan yang terjadi saat hamil memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap orang. Khusus Anda yang rentan stres, psikolog menyarankan agar berhati-hati bermain media sosial.
“Biasanya ibu-ibu senang follow influencer yang juga sedang hamil karena ingin meniru. Tapi yang ada malah iri karena melihat kehamilan mereka tampak begitu mudah,” kata psikolog keluarga dari Tiga Generasi, Putu Andani, di acara “Bicara Gizi: Kehamilan Berisiko Tinggi” yang diselenggarakan Danone di Jakarta, Selasa, 17 September 2019
Baca Juga:
Hal yang harus disadari adalah bahwa apa yang terlihat di media sosial belum tentu sama dengan yang dipikirkan orang. Namun, orang yang melihatnya cenderung membanding-bandingkan sehingga muncul rasa iri dan rendah diri. Ini juga bisa memicu stres.
Di acara yang sama, dokter spesialis kandungan dan kebidanan dari Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo Ali Sungkar mengatakan bahwa stres pada ibu hamil harus segera diatasi. Alasannya, stres bisa mengganggu perkembangan janin dan memicu kelahiran prematur. Selain itu, stres juga dapat mempengaruhi emosi anak ketika sudah dilahirkan nanti.
“Saat stres, ibu hamil akan mengeluarkan hormon kortisol yang akan mempengaruhi janin. Penelitian membuktikan bahwa ibu yang stres saat hamil anaknya cenderung pemarah. Karena itu, kelola stres, mintalah bantuan, dan alihkan ke hal lain seperti olahraga,” kata dia.
Tapi, ini bukan berarti anak yang dilahirkan dari ibu yang mengalami stres saat hamil akan tumbuh menjadi seorang pemarah. Perlu diketahui, ada masa 1.000 hari pertama kehamilan yang sangat penting untuk pertumbuhan anak, terdiri dari 9 bulan masa kehamilan dan dua tahun setelah lahir. Artinya, jika janin di dalam kandungan dipengaruhi emosi ibu hamil yang sedang buruk, masih ada dua tahun setelah lahir untuk memperbaikinya.
“Masih ada dua tahun untuk memperbaikinya, ibu bisa membantu anak mengontrol emosinya,” ujar Ali.