TEMPO.CO, Jakarta - Setelah menikmati makanan dalam jumlah sedikit banyak atau lebih banyak karbohidrat daripada tarif biasanya, perut terasa buncit dan terasa lelah seperti baru saja berlari maraton. Kondisi lesu dan lemah ini disebut dengan istilah food coma.
Jika merasa seperti ini sesekali adalah normal, tergantung pada diet Anda, tetapi jika sering mengalaminya, Anda mungkin harus memeriksakan diri ke dokter untuk mengidentifikasi dan mengobati akar penyebab ketidaknyamanan Anda. Sebenarnya ada enam alasan umum kita mengalami food coma.
Food coma adalah somnolence post prandial, yang menggambarkan perasaan lelah dan mengantuk setelah makan makanan yang substansial. "Ketika pasien saya datang untuk menggambarkan gejala-gejala ini, saya benar-benar menjalani sejarah dan mencoba untuk memahami semua faktor berbeda yang mungkin berkontribusi terhadapnya," kata Richard Firshein, DO, seorang dokter dengan spesialisasi kedokteran integrative, seperti dilansir dari laman Women’s Health.
Berikut ini beberapa penyebab umum seseorang mengalami food coma.
1. Makanan yang dimakan
"Makanan olahan, makanan yang memiliki banyak gula, dan karbohidrat olahan dapat menyebabkan kadar glukosa naik dan kemudian dengan cepat turun," kata Raphael Kellman, MD, seorang dokter pengobatan integratif dan penulis The Microbiome Breakthrough dan pendiri Kellman Wellness Center. "Saat itulah Anda mengalami food coma dan merasa sangat tidak nyaman, lesu, pusing, berkabut, dan sepertinya Anda tidak bisa berpikir jernih."
2. Banyaknya makanan yang dimakan
Ini tergantung pada hormon yang dikeluarkan tubuh Anda: ghrelin membuat Anda merasa lapar dan leptin memberi tahu Anda bahwa Anda kenyang. "Jika Anda makan terlalu cepat, tubuh Anda mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mengejar ketinggalan," kata Dr. Firshein. "Jadi pada saat leptin masuk, Anda sudah terlalu banyak mengonsumsi dan usus Anda terlalu penuh. Saat itulah Anda mengalami kembung itu. "
3. Masalah tiroid
"Ketika tiroid rendah, Anda sangat rentan terhadap naik turunnya glukosa karena Anda sudah tidak menghasilkan energi yang cukup," kata Dr. Kellman. "Jika Anda memiliki kelenjar adrenal dan tiroid yang sehat, tubuh Anda dapat menyesuaikan dan beradaptasi untuk membawa glukosa kembali untuk mempertahankan tingkat energi Anda, memungkinkan Anda untuk menahan perubahan glukosa sesekali itu."
4. Mikrobioma yang melemah
Jika mikrobiom Anda, yaitu lingkungan di mana mikroorganisme kita hidup, tidak sehat, ia dapat mengganggu penyerapan makanan, kata Dr. Kellman, sementara mikrobioma yang lebih kuat dapat mengurangi lonjakan gula atau hormon.
5. Alergi
"Banyak orang bereaksi terhadap makanan yang tidak mereka sadari yang dapat meningkatkan kelelahan," kata Dr. Firshein. "Tidak setiap reaksi alergi harus secara khusus terkait dengan ruam."
6. Kekurangan nutrisi
"Anda mungkin kekurangan nutrisi, vitamin (seperti B12), zat besi atau serat - yang semuanya dapat membuat Anda membutuhkan lebih banyak makanan," kata Dr. Firshein.
Cara mencegah food coma
Jika Anda sering merasa lelah setelah makan, jadwalkan kunjungan dengan dokter untuk memeriksa masalah tiroid dan adrenal, alergi, dan defisiensi nutrisi. Untuk menghindari koma makanan sesekali, coba salah satu strategi dari Dr. Firshein ini.
1. Sempurnakan makanan Anda: Seimbangkan makanan tinggi karbohidrat dengan lemak dan protein atau lemak untuk membantu menstabilkan gula darah Anda.
2. Makan dengan sadar: Makan perlahan akan memberi tubuh Anda kesempatan untuk beralih dari hormon ghrelin ke leptin, yang membuat kami tahu bahwa kami kenyang.
3. Bergeraklah: Kita bernafas lebih sedikit saat makan, yang meningkatkan kadar CO2 dalam sistem kami dan dapat menyebabkan penurunan energi, jadi pertimbangkan untuk berjalan-jalan setelah makan besar untuk meningkatkan jumlah oksigen dalam sistem Anda.