Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Orang Tua Harus Tahu, Ini Etika Mengajak Anak ke Taman Bermain

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi ibu dan anak bermain di taman bermain. (Purewow /Cavan Images/ Getty Images)
Ilustrasi ibu dan anak bermain di taman bermain. (Purewow /Cavan Images/ Getty Images)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mengajak anak bermain di luar ruangan sangat bermanfaat untuk tumbuh kembangnya. Selain berguna untuk merangsang kemampuan motorik dan sensorik buah hati, taman bermain juga bisa diandalkan untuk mengajarkan anak bersosialisasi dengan orang lain.

Bermain di taman seharusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi  anak maupun orang tua. Namun, tak jarang keadaan berubah menyebalkan ketika sang buah hati terkena masalah atau berkelahi dengan anak lainnya.

Melansir dari laman Purewow, Daniel Post Senning yang merupakan cicit buyut dari Emily Post dan salah satu penulis dari Emily Post’s Etiquette 19th edition membagikan enam etika yang wajib orang tua ketahui saat mengajak anak bermain di taman bermain.

1. Mengantre 

Di taman bermain, ayunan adalah salah satu wahana favorit anak-anak. Mereka rela antre bahkan terkadang berebut satu dengan yang lainnya demi bisa menaiki ayunan. Bagi Senning, momen ini adalah kesempatan yang baik untuk mengajarkan anak Anda pelajaran tentang berbagi dan mengantre.

"Sebagai orang tua, ini semua tentang pemodelan perilaku yang baik," katanya. “Anda dapat menjelaskan kepada mereka 'Jika kamu menunggu, kamu juga ingin orang lain menawarkan kamu untuk menaiki ayunan'. atau 'Kami akan dengan sabar menunggu giliran kami’," ungkap Senning.

Dengan begitu pengaturan bermain dapat terasa adil untuk anak-anak yang ada di taman bermain. Jika Anda melihat ada orang lain menyelak giliran anak Anda dan Anda merasa tidak nyaman, Anda bisa berbicara padanya. "Misalnya sesederhana mengatakan, 'Halo, kami tiba di sini lebih dulu dari kamu, dan kami akan pergi dalam lima menit. Terima kasih telah menunggu!" tutur Senning.

2. Menengahi Bila Mainan Anak Diambil

Terkadang saat anak Anda bermain dengan mainan, ada anak lainnya yang mengambil mainannya begitu saja. Dalam hal ini, ada dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu membiarkannya atau menengahinya.

Menurut Senning, bila anak Anda masih kecil, Anda perlu turun tangan menengahi mereka. Namun, bila anak Anda, katakanlah sudah berusia lima tahun ke atas, biarkan mereka menyelesaikan sendiri konflik non-fisik yang mereka hadapi.

Jika ternyata Anda tidak hadir dalam saat konflik tersebut terjadi, hindari menyalahkan anak lain bahkan anak Anda sendiri. Senning menyarankan untuk menanyakan apa yang terjadi kepada keduanya untuk memahami kondisi.

Namun skenario terburuk, jika anak kabur dengan mainan itu, ingatlah bahwa itu bukan tugas Anda untuk mendisiplinkan anak orang lain atau mendapatkannya kembali. "Alih-alih mendisiplinkan anak orang lain, bantu anak Anda memproses perasaan mereka dan terus maju," ujar Senning.

3. Intervensi Bila Anak dalam Bahaya

Senning mengungkapkan bahwa keamanan adalah prioritas utama saat mengajak anak  bermain di taman bermain. "Jika Anda melihat seorang anak dalam bahaya dan tidak ada orang tua yang mengawasinya, tidak apa-apa untuk turun tangan membantu," ungkap Senning.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tetapi Anda perlu berhati-hati juga. "Ada skala bahaya yang berbeda bagi setiap orang tua," Senning menambahkan. Dengan kata lain, setiap orangtua tahu kemampuan anak mereka sendiri. "Anak mereka mungkin pemberani, jadi sang orang tua mengizinkan mereka untuk melakukan perosotan besar," imbuhnya.

4. Jangan Menghakimi Orang Tua Lain Bermain Ponsel

Di era yang serba digital ini, orang tua terkadang terlalu fokus dengan ponsel mereka. Anda tidak perlu menghakimi mereka. Namun, dalam situasi tertentu, Anda bisa mengintervensi mereka.

"Itu adalah hal yang masuk akal untuk mengingatkan orang tua yang terdistraksi saat mengawasi anak mereka bermain di taman bermain dan mengingatkan mereka bahwa anak mereka baru saja menyelinap keluar pintu taman bermain," menurut Senning.

5. Hindari Menegur Cara Orang Tua Lain Mendidik Anaknya

Kita semua pernah bertemu dengan orang tua yang - entah baik atau buruk - tidak bisa berhenti menantang anak-anak mereka untuk mendorong diri mereka di luar kemampuan mereka, kadang dengan cara yang mengintimidasi. Sebaiknya Anda tidak mengintervensi mereka. "Umpan balik kritis tidak pernah manjur dalam hal itu," jelas Senning.

Sebaliknya, Senning menyarankan untuk menggunakan momen itu untuk merefleksikan diri. "Tanyakan kepada diri sendiri, 'Bagaimana saya bertindak sebagai orangtua terkait perilaku itu?'. Bahkan jika Anda tidak dapat campur tangan, ini bisa menjadi sarana pemeriksaan nurani yang membantu," tutur Senning. Tentu saja, jika keselamatan menjadi perhatian, itu perkara lain.

6. Berbicara Jika Anak Anda Memukul Anak Lainnya

Tak jarang, anak telibat konflik fisik dengan anak lainnya, misalnya didorong atau dipukul. Dalam keadaan seperti ini, Senning menganjurkan kepada Anda untuk bicara. "Dekati orangtua yang lain dan beri tahu mereka tentang situasinya," ucap Senning.

Tapi perlu diingat juga, bukan tugas Anda bukan memberi tahu pengasuh apa yang harus dilakukan.

Anda juga harus menjelaskan situasinya kepada anak Anda yang terkena pukulan atau dorongan saat bermain. "Jelaskan bahwa anak yang lain masih belajar. Dan satu perkelahian bukan berarti mereka tidak bisa berteman. Kita semua sama-sama belajar dalam hal ini," tukas Senning.

GALUH PUTRI RIYANTO

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

1 hari lalu

ilustrasi pelecehan seksual (pixabay.com)
Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.


Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

1 hari lalu

Tiga terdakwa mantan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (kiri), Sekjen Kementan RI, Kasdi Subagyono dan mantan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan RI, Muhammad Hatta (kanan), mengikuti sidang lanjutan, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis, 17 April 2024. Sidang ini dengan agenda pemeriksaan keterangan saksi Adc. Mentan, Panji Hartanto, yang telah mendapat perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum KPK untuk ketiga terdakwa dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi terkait penyalahgunakan kekuasaan dengan memaksa memberikan sesuatu untuk proses lelang jabatan dalam pengadaan barang dan jasa serta penerimaan gratifikasi di lingkungan Kementerian Pertanian RI. TEMPO/Imam Sukamto
Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.


Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

1 hari lalu

Ilustrasi ibu berbicara dengan anak. Foto: Freepik.com/Racool_studio
Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.


OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

2 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

6 hari lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

11 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

13 hari lalu

Perdana Menteri Isael, Benjamin Netanyahu dan Pemimpin group Hamas, Ismail Haniyeh. REUTERS/Ronen Zvulun dan Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

Pasukan Israel membunuh tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Gaza tanpa berkonsultasi dengan PM Benyamin Netanyahu


Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

15 hari lalu

Ilustrasi keluarga. Freepik.com/Lifestylememory
Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.


Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

17 hari lalu

Ilustrasi Baby Sister / pengasuh anak / penjaga anak yang galak. youtube.com
Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

Psikolog menyarankan selain menitipkan pada orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, perhatikan ini saat menyerahkan tugas mengasuh anak.


Tangis Aghnia Punjabi untuk Sang Putri yang Dianiaya Pengasuh

25 hari lalu

 Aghnia Punjabi/Foto: Instagram/ Aghnia Punjabi
Tangis Aghnia Punjabi untuk Sang Putri yang Dianiaya Pengasuh

Selebgram asal Malang Aghnia Punjabi tampak terisak saat menceritakan kembali peristiwa penganiayaan yang dialami putrinya.