TEMPO.CO, Jakarta - Jika anak mengeluhkan sering kepala, Anda perlu mewaspadainya. Hal ini karena banyak hal bisa menjadi penyebab sakit kepala, salah satunya penyakit meningitis. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, maupun faktor penyebab lain yang lebih jarang ditemukan. Faktor penyebab meningitis ini menyerang membran yang membungkus otak serta tulang belakang.
Penyakit meningitis bisa berkembang dalam beberapa hari. Tetapi, meningitis yang disebabkan oleh bakteri harus segera ditangani karena bisa berkembang dalam hitungan jam dan menyebabkan komplikasi yang fatal hingga berujung pada kematian penderitanya.
Penyakit radang selaput otak ini bisa menyerang siapa saja, mulai dari orang dewasa hingga bayi yang usianya belum genap 3 bulan. Sebab itu, orangtua perlu mengenali gejala meningitis dengan segera agar dapat melarikan buah hati ke rumah sakit untuk mendapat perawatan segera.
Penyakit meningitis yang disebabkan oleh virus maupun bakteri biasanya menunjukkan gejala yang sama. Keduanya biasanya ditandai dengan sering sakit kepala, diikuti dengan demam dan leher yang terasa kaku. Sedangkan pada bayi maupun anak-anak, gejala meningitis yang timbul mungkin berbeda. Pada bayi di bawah 1 tahun, mereka tidak mengalami leher kaku seperti gejala meningitis pada umumnya. Sementara pada anak-anak yang usianya lebih tua, meningitis biasanya diawali dengan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Meskipun demikian, terdapat beberapa persamaan gejala meningitis pada bayi maupun anak-anak, misalnya:
#1. Demam
Suhu normal bayi berkisar antara 36,5-37,4 derajat celcius. Anda perlu waspada jika suhu tubuh bayi berada di atas atau di bawah itu, bisa jadi ia mengalami demam.
#2. Lesu
Bayi terlihat sering mengantuk, susah dibangunkan untuk menyusu, dan tanda-tanda kelesuan yang di luar kewajaran.
#3. Rewel yang berlebihan
Sekalipun Anda sudah menggendong, mengayun-ayun, ataupun melakukan tindakan apapun untuk menghentikan tangisannya, bayi tetap akan rewel. Pada anak yang lebih besar, ia akan menangis atau tantrum tanpa sebab.
#4. Sering sakit kepala
Anak yang lebih besar mungkin bisa mengeluhkan sering sakit kepala, tapi bayi hanya akan menangis dan rewel berlebihan saat merasakan sakit kepala ini. Meningitis yang menjadi penyebab sakit kepala akan terasa tidak tertahankan dan sulit diobati sekalipun anak sudah diberi obat pereda sakit kepala.
#5. Sensitif terhadap cahaya
Bayi dan anak yang menderita meningitis tidak akan tahan bila berada di tempat yang terlalu terang.
#6. Ruam kulit
Untuk membedakan ruam kulit yang menjadi penyebab meningitis atau bukan, tekan ruam dengan gelas bening. Jika setelah ditekan, ruam kulit tidak hilang, segera bawa anak ke rumah sakit karena bisa jadi ia menderita ruam meningitis.
Khusus pada bayi, mereka juga akan memperlihatkan tanda-tanda berikut ini:
#1. Malas menyusu
Tidak seperti bayi pada umumnya yang mengalami growth spurt saat usianya belum genap 1 tahun, bayi dengan meningitis cenderung malas menyusu.
#2. Anak muntah
Pembengkakan di meninges kadang kala menimbulkan terjadinya benjolan berisi nanah yang menekan otak. Hal ini mengakibatkan anak muntah, pembesaran ukuran kepala, hingga terdapat tonjolan pada ubun-ubun.
#3. Tonjolan pada ubun-ubun
Sekitar 25 persen bayi baru lahir yang menderita penyakit meningitis mengalami peningkatan volume cairan di kepalanya sehingga muncul tonjolan pada ubun-ubun. Gejala meningitis ini muncul setelah 1-2 hari pascagejala awal. Tetapi pada bayi yang berusia di bawah 4 bulan, tonjolan ini muncul sangat cepat dan mematikan hanya dalam kurun 24 jam.
Jangan tunda untuk membawa anak ke dokter atau instalasi gawat darurat begitu Anda menemukan gejala meningitis pada anak, seperti sering sakit kepala. Dokter harus melakukan sejumlah tes untuk memastikan benar atau tidaknya gejala yang dialami anak Anda merupakan gejala meningitis yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
Meningitis virus biasanya sembuh sendiri dalam 7-10 hari dengan pengobatan berupa obat pereda penyebab sakit kepala pada umumnya, memperbanyak asupan cairan, dan lebih banyak istirahat. Anak bisa dirawat di rumah atau menginap di rumah sakit jika kondisinya sangat lesu karena kekurangan cairan.
Sementara untuk meningitis bakteri, anak akan disuntik antibiotik sesegera mungkin. Infus berisi cairan juga perlu dipasang untuk menggantikan cairan yang hilang akibat demam, berkeringat, muntah, maupun malas menyusu.