TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa produk perawatan kulit dan tubuh serta suplemen mengklaim diperkaya dengan antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dan mencegah penuaan dini. Radikal bebas memang berbahaya untuk tubuh, jika jumlahnya terlalu banyak.
Lalu, apa yang dimaksud dengan radikal bebas? Mengapa radikal bebas berlebihan dapat berdampak buruk untuk kesehatan Anda? Untuk memahami definisi radikal bebas, Anda harus mengetahui struktur kimia. Sebab, struktur kimia berkaitan dengan radikal bebas dan semua zat yang ada di semesta.
Setiap zat di alam tersusun atas saturan dasar terkecil, yang disebut dengan atom. Setiap atom memiliki inti yang dikelilingi oleh elektron bermuatan negatif. Kulit atom harus dikelilingi oleh sejumlah elektron yang berpasangan, agar atom tersebut stabil.
Apabila terjadi ketidakseimbangan pasangan elektron di kulit atom, maka atom tersebut akan menjadi tidak stabil dan mencari elektron dari atom lain. Atom inilah yang disebut dengan radikal bebas. Jika radikal bebas yang terlalu banyak di dalam tubuh, dapat memicu kondisi yang disebut dengan stres oksidatif. Kondisi ini dapat merusak sel-sel di tubuh, dan berujung pada berbagai penyakit, serta menjadi menyebabkan penuaan.
Selain dihasilkan oleh tubuh secara alami, radikal bebas pun bisa berasal dari luar tubuh. Produksi radikal bebas di tubuh ini, tentunya bukan tanpa manfaat. Dalam jumlah yang normal, radikal bebas memang memiliki manfaat tertentu. Misalnya, sistem kekebalan tubuh menggunakan radikal bebas untuk melawan infeksi.
Baca Juga:
Selain itu, Anda juga bisa terpapar radikal bebas yang berasal dari luar tubuh. Beberapa pemicunya antara lain asap rokok, pestisida dan zat kimia berbahaya lain, radiasi sinar matahari, gas radon, alkohol, makanan yang digoreng, gula, dan lemak yang terlalu tinggi.
Bahaya radikal bebas
Radikal bebas dalam jumlah banyak dapat merusak sel, melalui proses stres oksidatif. Kerusakan tersebut membuat sel tidak berfungsi dengan baik. Sehingga, hal ini dapat berujung pada beragam penyakit dan gangguan medis.
Beberapa penyakit yang berkaitan dengan stres oksidatif dan radikal bebas, yakni:
- Gangguan sistem saraf pusat, seperti penyakit Alzheimer dan jenis demensia lain
- Penyakit jantung karena tersumbatnya pembuluh darah
- Penyakit autoimun, seperti rheumatoid artritis
- Kanker
- Penurunan kemampuan penglihatan, seperti penyakit katarak
- Penyakit diabetes
- Penyakit yang mengiringi proses penuaan, seperti penyakit Huntington dan Parkinson.
- Aterosklerosis, atau penyempitan pembuluh darah arteri akibat penyumbatan plak
- Tekanan darah tinggi
Tak hanya dapat memicu berbagai penyakit di atas, radikal bebas juga berkontribusi terhadap penuaan kulit. Paparan radikal bebas membuat kolagen menjadi lemah, sehingga membentuk keriput di kulit. Sebab itu, banyak iklan produk atau suplemen kecantikan yang mengklaim dapat menangkal radikal bebas serta mencegah penuaan dini.
Untuk melawan radikal bebas yang berlebihan tersebut, ada molekul yang dapat menetralkannya. Molekul ini yang disebut dengan molekul antioksidan. Istilah ini pun sering disebut-sebut dalam berbagai iklan produk kecantikan. Antioksidan merujuk pada sifat molekul, yang dapat menangkal radikal bebas. Seperti halnya radikal bebas, molekul antioksidan juga ada yang berasal dari tubuh, dan ada pula yang muncul dari luar.
Molekul antioksidan dari luar tubuh, berasal dari makanan-makanan sehat. Ada banyak jenis molekul antioksidan, yang tersebar di berbagai makanan tersebut. Beberapa yang mungkin familiar bagi Anda, misalnya vitamin A, vitamin C, dan vitamin E.