TEMPO.CO, Jakarta - Makanan yang dibakar atau dipanggang sering kali menjadi pilihan ketika sedang diet, demi menghindari makanan yang digoreng. Padahal, makanan yang diproses dengan dua cara itu tidak lebih sehat, malah cenderung berbahaya untuk kesehatan jika dikonsumsi terlalu sering.
Dilansir dari Times of India, Kamis, 8 Agustus 2019, beberapa makanan, seperti daging, mengandung kreatin, yaitu asam organik yang membantu memasok energi ke sel-sel otot. Ketika dipanggang, reaksi kimia akan mengubah kreatin menjadi sekelompok senyawa yang disebut heterosiklik amina atau HCA. Sejumlah penelitian membuktikan senyawa ini menyebabkan kanker jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Sebenarnya, reaksi kimia ini juga dihasilkan ketika daging diolah dengan cara digoreng. Hanya saja, ketika dipanggang, HCA yang dihasilkan cenderung berlebihan karena terkena api atau bara secara langsung.
Cara memasak barbeku adalah memanaskan makanan seperti daging, dari bawah dengan menggunakan panas dari pembakaran arang atau yang lain. Ketika lemak makanan menetes ke bara, lemak itu terbakar lalu asapnya naik lagi ke makanan. Asap ini mengandung banyak hidrokarbon aromatik polisiklik atau PAH dari lemak. Seperti HCA, PAH juga kelompok bahan kimia yang diketahui memicu kanker.
Sejauh ini sebagian besar studi telah mengaitkan HCA dan PAH dengan risiko kanker. Namun, tak perlu khawatir berlebihan. Sebab, para ahli menyarankan bahwa makan makanan barbeku sesekali tidak akan menimbulkan ancaman.
Anda juga bisa membuat makanan panggang lebih aman dengan teknik memasak yang lebih tepat. Menurut sebuah laporan yang diterbitkan dalam Harvard Health Letter,, Anda dapat membuat makanan panggang aman dan mengurangi tingkat karsinogen hingga 90 persen jika Anda mengikuti aturan sederhana. Misalnya, memasak daging terlebih dahulu di dalam microwave selama dua menit sebelum diletakkan di atas bara. Cara ini akan membuat makanan panggang lebih aman.
TIMES OF INDIA | MEDSCAPE.COM