TEMPO.CO, Jakarta - Benjolan di payudara selalu dikaitkan dengan tumor atau kanker. Padahal, benjolan tak selalu disebabkan oleh kedua hal tersebut. Ada beberapa kondisi lain yang menyebabkan munculnya benjolan, misalnya mastitis dan kista. Intip penjelasannya.
Mastitis
Mastitis merupakan infeksi payudara yang biasanya terjadi pada ibu menyusui. Umumnya hal itu terjadi ketika ada lecet di puting sehingga memudahkan bakteri masuk dan terjadilah mastitis. Kondisi ini dapat membuat ibu enggan untuk menyusui sehingga ASI jadi menumpuk.
Penumpukan ASI menyebabkan kelenjar susu mengeras, dan dapat menimbulkan benjolan di payudara. Benjolan tersebut biasanya akan terasa menyakitkan, namun berlangsung singkat jika pemberian ASI lancar.
Bukan hanya itu, mastitis juga memiliki tanda yang lain, seperti payudara kemerahan, nyeri, bengkak, bahkan hingga membuat Anda demam. Namun, mastitis biasanya membaik dengan penggunaan antibiotik.
Fibroadenoma
Fibroadenoma merupakan benjolan jinak di payudara yang paling sering terjadi. Ketika Anda menyentuhnya, benjolan akan terasa padat, bulat, dan dapat digerakkan dengan mudah. Berbeda dengan benjolan mastitis yang terasa sakit, benjolan fibroadenoma tidak menimbulkan rasa sakit.
Selain itu, kondisi ini tidak hanya menimpa kalangan ibu menyusui saja, namun bisa juga menimpa wanita manapun yang rata-rata berusia 20-30 tahun. Untuk menghilangkannya, tindakan operasi dapat dilakukan.
Kista
Kista merupakan kantung berisi cairan yang biasanya memengaruhi kedua payudara. Kista terasa halus dan kenyal dengan ukuran yang bervariasi. Pada siklus menstruasi, ukurannya pun sering mengalami perubahan.
Sebagian kista bisa terasa sakit, sementara sebagian lain tidak terasa menyakitkan. Kista dapat diatasi dengan menyedot cairan yang ada dalam kista, atau bahkan dapat hilang dengan sendirinya.
Fibrokistik
Fibrokistik merupakan perubahan pada payudara yang terjadi akibat perubahan hormon. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri atau benjolan di payudara Anda. Benjolan pada fibrokistik merupakan kelenjar susu yang tumbuh dan melebar.
Benjolan tersebut bisa berbentuk keras ataupun kenyal. Fibrokistik umumnya terjadi pada wanita berusia 35-50 tahun. Wanita pasca menopause cenderung memiliki jenis perubahan payudara ini. Tidak ada perawatan khusus untuk fibrokistik, namun Anda dapat mengompres payudara dengan air hangat atau meminum obat penghilang rasa sakit, seperti ibuprofen atau acetaminophen.
Intraductal papilloma
Intraductal papilloma merupakan pertumbuhan tumor mirip kutil yang berkembang di saluran payudara. Jika hanya ada satu, tumor ini biasanya terletak di bawah puting dan dapat menyebabkan terjadinya pendarahan dari puting. Meski demikian, intraductal papilloma tidak terkait dengan risiko kanker payudara.
Sementara, jika terdapat sekumpulan tumor kecil yang terletak jauh dari puting, kondisi tersebut dapat dikaitkan dengan risiko kanker payudara. Intraductal papilloma biasanya terjadi pada wanita berusia 30-50 tahun. Kondisi ini dapat dihilangkan dengan tindakan operasi.
Kanker payudara
Benjolan kanker payudara biasanya terasa keras. Bentuknya tidak teratur dan seperti menempel di jaringan dalam payudara. Kanker payudara biasanya tidak terasa menyakitkan terutama pada tahap awal.
Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi tersebut dapat menyebabkan payudara nyeri, kemerahan, bengkak, keluar darah dari puting susu, kulit payudara atau puting mengelupas, hingga bentuk atau ukuran payudara berubah. Penanganan kanker payudara dapat dilakukan dengan pengangkatan payudara, dan berbagai pengobatan kanker seperti kemoterapi atau radioterapi.