TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Agus Dwi Susanto mengatakan bahwa polusi udara tidak hanya terdapat di ruang terbuka, tapi juga di dalam ruangan atau rumah sendiri.
Sayangnya, tak banyak orang yang menyadari adanya polusi ini. Padahal, polusi udara di dalam rumah juga meningkatkan risiko ISPA, asma, kanker paru hingga penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke.
Sebelum polusi udara membahayakan kesehatan, dokter Agus memberikan beberapa tips yang bisa Anda terapkan di rumah.
Pantau kualitas udara
Agus mengatakan pemantauan kualitas udara saat ini sangat mudah dilihat di berbagai situs, salah satunya AirVisual. Bila kualitas udara di luar sedang buruk, segera tutup ventilasi-ventilasi udara di ruangan untuk mencegah polusi masuk ke dalam.
“Kualitas udara itu berubah-ubah setiap harinya, tergantung banyak hal misal di jalan sedang banyak kendaraan, atau ada yang sedang membakar sampah,” ujar Agus.
Jangan menambah polusi udara
“Bila Anda biasa merokok dalam ruangan, ya berhenti lah merokok di dalam,” kata Agus.
Selain merokok Agus mengatakan dapat mengoptimalkan lilin sebagai penerangan, atau tidak banyak menggunakan lampu pada pagi dan siang hari.
Jaga kebersihan ruangan
Agus mengatakan, kebersihan selalu menjadi salah satu cara ampuh terhindar dari segala penyakit juga polusi, seperti kebersihan lantai, furnitur, ventilasi, tirai, dan sebagainya.
“AC juga harus dibersihkan secara rutin, jangan tunggu enam bulan baru dibersihkan hingga debu-debu yang menempel dihembuskan dan tersebar dalam ruangan,” tambah dia.
Gunakan “Air Purifier” (pembersih udara)
“Bila Anda mampu, lebih baik menggunakan air purifier untuk menetralkan kualitas udara yang buruk dalam ruangan,” kata Agus.
Perbanyak tanaman
Jika air purifier terlalu mahal, Agus menyarankan untuk menggunakan penyaring udara alami dari tanaman, seperti salah satunya lidah buaya yang sangat ampuh menetralkan udara buruk.
ANTARA