Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cokelat Hitam dapat Mengurangi Risiko Depresi, Ini Penelitiannya

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi cokelat (pixabay.com)
Ilustrasi cokelat (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar gembira untuk penggemar cokelat, terutama cokelat hitam. sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi cokelat hitam dapat menurunkan risiko depresi hingga empat kali lipat. 

Hal itu terungkap dalam sebuah penelitian yang diketuai oleh Dr. Sarah Jackson dari Universitas College London (UCL). Para peneliti melakukan survei terhadap 13,626 orang dewasa. Survei tersebut berisi seputar pola konsumsi cokelat hitam, gejala depresi, serta berbagai faktor lain termasuk tinggi badan, aktivitas fisik, dan masalah kesehatan kronis partisipan.

Survei tersebut mengungkapkan bahwa orang yang memakan cokelat hitam dalam dua hari terakhir memiliki 70 persen kemungkinan lebih rendah untuk mengalami gejala depresi ketimbang yang tidak.

“Studi ini memberikan beberapa bukti bahwa konsumsi cokelat, khususnya cokelat hitam, dapat dikaitkan dengan berkurangnya kemungkinan gejala depresi yang relevan secara klinis," kata Dr. Jackson seperti dilansir Mirror, 1 Agustus 2019. 

Selain itu, studi yang melibatkan peneliti dari Universitas Calgary dan Layanan Kesehatan Alberta Canada juga menemukan bahwa sebanyak 25 persen dari total partisipan yang mengonsumsi jenis cokelat apapun-dengan berat antara 104-454 gram- diketahui 58 persen lebih sedikit mengalami gejala depresi. Sayangnya, Dr. Jackson dan kawan-kawan tidak menemukan keterkaitan antara cokelat yang bukan jenis cokelat hitam dengan gejala depresi.

Lebih lanjutnya, penelitian itu menjelaskan bahwa cokelat mengandung bahan psikoaktif, termasuk dua analog anandamin yang menghasilkan efek euforia seperti mengonsumsi ganja dan beberapa amina biogenik endogen. Cokelat juga diketehui mengandung phenylethylamine yakni bahan kimia yang diyakini penting untuk mengatur suasana hati seseorang. Walaupun demikian, Dr. Jackson dan peneliti lainnya tidak dapat membuktikan bahwa cokelat dapat melawan depresi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi arah penyebabnya - bisa jadi  depresi menyebabkan orang kehilangan minat untuk makan cokelat, atau mungkin ada faktor-faktor lain yang membuat orang memiliki minat kecil untuk makan cokelat hitam dan menjadi depresi," ungkap Dr. Jackson sebagaimana dilansir Mirror.

Senada dengan Dr. Jackson, Profesor Anthony Cleare dari King's College London yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan uji coba lebih lanjut diperlukan. Menurutnya, masalah utama dari penelitian Dr. Jackson dan kawan-kawan adalah tidak dapat memberikan jawaban apakah cokelat hitam yang melindungi seseorang dari depresi ataukah justru depresi yang memengaruhi cara seseorang mengonsumsi cokelat.

“Kita tahu bahwa depresi telah memberi efek pada nafsu makan secara keseluruhan dan pada jenis makanan yang diinginkan orang," ungkap Prof. Cleare seperti dilansir Dailymail.

"Apa yang benar-benar dibutuhkan adalah studi jangka panjang yang mengukur konsumsi cokelat hitam selama periode yang lebih lama," imbuhnya.

GALUH PUTRI RIYANTO | MIRROR | DAILY MAIL

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

4 hari lalu

Aurelie Moeremans saat melakukan upacara melukat. Foto: Instagram.
Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.


Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

6 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

8 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

10 hari lalu

Sebuah potret Kim Jong-hyun, yang lebih dikenal dengan nama panggung Jonghyun SHINee, terlihat di sebuah rumah sakit di Seoul, Korea Selatan,  19 Desember 2017. Penyanyi utama dari boy band ini mati diduga bunuh diri. AP
Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

Kematian tragis Jonghyun SHINee telah memunculkan perbincangan baru di Korea Selatan tentang tekanan yang berat yang diberikan oleh industri hiburan.


Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

10 hari lalu

Kim Jonghyun, personel grup SHINee ditemukan tewas tak bernyawa di apartemennya di kawasan Cheongdamdong. Jonghyun memutuskan mengakhiri hidupnya dengan menghirup gas kriket batubara. Instagram/@kjonghyun.018
Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

Salah satu anggota SHINee, Kim Jonghyun ditemukan tewas di apartemennya pada 18 Desember 2017 karena menghirup karbonmonoksida


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

12 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

12 hari lalu

Seorang pengunjuk rasa memegang poster memprotes eutanasia di depan gedung parlemen di Lisbon, Portugal, 29 Mei 2018.[REUTERS/Rafael Marchante]
Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

Frustasi dengan masalah kesehatan mentalnya yang tak ada perbaikan, wanita muda di Belanda ini akan mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.


3 Jenis Tes Kesehatan Mental

12 hari lalu

Ilustrasi pria konsultasi dengan Psikolog. shutterstock.com
3 Jenis Tes Kesehatan Mental

Jika kesehatan mental terganggu mempengaruhi kemampuan berpikir dan suasana hati yang berdampak terhadap perilaku


Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

13 hari lalu

Chocolate Hills, Carmen, Bohol, Filipina. Unsplash.com/Brett Andrei Martin
Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina