TEMPO.CO, Jakarta - Selain pengetahuan mengenai laktasi, kepercayaan diri ibu juga berperan penting dalam menyukseskan pemberian ASI eksklusif. Begitu menurut dr. Fransiska Farah, Sp. A, M.Kes, spesialis anak dan konselor laktasi RS Pondok Indah Bintaro Jaya.
“Ibu menyusui itu harus selalu memiliki pemikiran dan afirmasi yang positif, harus selalu bahagia. Kebahagiaan itu akan memicu keluarnya hormon oksitosin yang melancarkan ASI," ujarnya.
Menurut Farah, bayi sangat ingin menyusu jika kondisi ibu tenang, santai, dan sabar, sehingga inilah kunci utama menyusui. "Asal tahu saja, bayi bisa merasakan hal ini. Jadi, hilangkan segala rasa khawatir, panik, serta pikiran-pikiran negatif selama menyusui," tuturnya.
Lebih lanjut, konsep ASI supply and demand. Jadi, begitu wadahnya kosong, ASI akan segera mengisinya lagi. Oleh karena itu, penting memastikan pengosongan payudara dilakukan sesering mungkin.
ASI akan terproduksi dengan baik, jika pengosongan ASI di payudara juga baik. Pengosongan baik dapat terpenuhi jika bayi bisa melekat atau mengisap dengan baik payudara.
"Posisi dan pelekatan bayi ke payudara menjadi kunci dasar kesuksesan menyusui dan produksi ASI,” kata Farah.
Berikut ini teknik mengosongkan payudara agar produksi ASI semakin optimal.
#Selalu upayakan payudara terasa kosong atau habis sebelum memberikan ASI dari payudara di sisi lain.
#Habiskan waktu setidaknya 10 menit sebelum berpindah memberikan ASI dari payudara di sisi lainnya.
#Pastikan bayi menyusu di kedua payudara setiap waktu menyusu agar produksi ASI di kedua payudara seimbang.
#Bila bayi terlihat kenyang sebelum ASI di payudara terasa kosong, sebaiknya lanjutkan dengan memompa payudara setelah selesai menyusui.