Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Faktor Risiko Alergi Obat pada Anak

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi anak alergi. fearlessparent.org
Ilustrasi anak alergi. fearlessparent.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anak yang mengalami alergi, tubuhnya akan bereaksi ketika terpapar udara dingin, debu, zat kimia, atau hal lainnya. Reaksi alergi yang muncul biasanya berupa ruam kemerahan, gatal, batuk, dan pusing. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh faktor risiko yang dimilikinya. 

Faktor risiko tersebut bisa meningkatkan kemungkinan alergi pada anak, tak terkecuali alergi obat. Sebagian anak memang bisa mengalami alergi ketika mengonsumsi atau menggunakan obat-obatan tertentu. Alergi obat merupakan reaksi tidak normal yang ditunjukkan sistem kekebalan tubuh terhadap paparan suatu obat. Kondisi ini dapat dipicu oleh jenis obat apa pun, baik bebas resep, dengan resep, oral, injeksi, maupun herbal.

Kondisi terjadi ini ketika sistem kekebalan tubuh anak mengenali paparan obat yang masuk ke dalam tubuh secara keliru. Obat pun dianggap sebagai zat berbahaya, seperti virus ataupun bakteri. Setelah sistem kekebalan tubuh mendeteksinya sebagai zat berbahaya, tubuh akan mengembangkan antibodi khusus untuk menyerang obat tersebut sampai timbul reaksi alergi. Namun, beberapa reaksi alergi bisa terjadi akibat proses yang berbeda.

Alergi obat pada anak lebih banyak terjadi dengan penggunaan obat-obatan berupa antibiotik, seperti amoxicillin, ampisilin, penisilin, dan tetrasiklin. Obat anti-inflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen dan naproxen, aspirin, insulin, obat kemoterapi, obat belerang dan obat HIV, seperti abacavir dan nevirapine. Selain itu, obat antikejang, seperti carbamazepine, lamotrigine, feniotin, obat pelemas otot yang disuntikkan, terapi antibodi monoklonal, seperti cetuximab dan rituximab.

Jika anak menunjukkan reaksi alergi yang ringan setelah penggunaan obat-obatan di atas, berikan anak Anda obat antialergi. Namun, bila reaksinya parah, segera cari bantuan medis agar mendapat penanganan yang tepat.

Faktor risiko alergi obat pada anak

Meski siapa pun dapat mengalami alergi obat, namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak Anda terkena alergi obat. Beberapa risiko alergi obat pada anak, yaitu:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

#1. Riwayat alergi lain
Jika anak Anda memiliki riwayat alergi lain, misalnya alergi makanan, maka anak Anda bisa berisiko terkena alergi obat juga. Antibodi yang dikembangkan dari alergi sebelumnya dapat menyerang zat yang terkandung dalam obat.

#2. Riwayat keluarga yang memiliki alergi obat (faktor keturunan)
Adanya riwayat keluarga yang memiliki alergi obat, terutama orangtua, dapat membuat anak lebih berisiko terkena alergi obat juga. Jika hanya salah satu orangtua yang memiliki alergi, risiko anak mewarisi alergi diperkirakan sebesar 30-50 persen. Sementara, jika kedua orangtua memiliki alergi, risiko anak mewarisi alergi mencapai 60-80 persen. Tidak hanya alergi obat, alergi lain juga bisa dikembangkan.

#3. Peningkatan paparan obat
Peningkatan paparan obat pada anak juga bisa menimbulkan risiko anak terkena alergi obat. Peningkatan paparan ini bisa terjadi karena dosis obat tinggi, obat sering digunakan, atau obat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

#4. Menderita penyakit-penyakit tertentu
Penyakit tertentu bisa memengaruhi perkembangan reaksi alergi obat pada anak dengan mengubah metabolisme dan respons kekebalan tubuhnya terhadap obat. Alergi obat sering ditemukan pada penderita infeksi HIV, terutama dalam penggunaan obat nevirapine, abacavir, dan kotrimoksazol. Bukan hanya HIV, anak yang terinfeksi virus Epstein-Barr (penyebab demam, sakit tenggorokan, radang kelenjar getah bening) juga memiliki faktor risiko terkena alergi obat.

Alergi obat pada anak bisa dicegah dengan menghindari penggunaan obat yang memicu reaksi alerginya. Anda perlu mengeyahui dan mencatat obat apa saja yang menyebabkan reaksi alergi untuk mencegah pemberian obat tersebut. Konsultasikan pada dokter mengenai hal yang harus dilakukan agar alergi obat yang anak Anda miliki tidak muncul, seperti mengganti obat atau tindakan lain yang perlu dilakukan. Ketika berobat ke klinik atau rumah sakit, beri tahu dokter atau tenaga medis bahwa anak Anda memiliki alergi obat tertentu

 
 
Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

1 hari lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

6 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

8 hari lalu

Perdana Menteri Isael, Benjamin Netanyahu dan Pemimpin group Hamas, Ismail Haniyeh. REUTERS/Ronen Zvulun dan Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

Pasukan Israel membunuh tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Gaza tanpa berkonsultasi dengan PM Benyamin Netanyahu


Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

10 hari lalu

Ilustrasi keluarga. Freepik.com/Lifestylememory
Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.


Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

11 hari lalu

Kacang salah satu penyebab alergi (pixabay.com)
Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

Dokter anak serta pakar alergi dan imunologi di California mengungkapkan beberapa fakta menarik tentang alergi kacang. Simak faktanya.


Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

11 hari lalu

Ilustrasi Baby Sister / pengasuh anak / penjaga anak yang galak. youtube.com
Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

Psikolog menyarankan selain menitipkan pada orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, perhatikan ini saat menyerahkan tugas mengasuh anak.


Tangis Aghnia Punjabi untuk Sang Putri yang Dianiaya Pengasuh

20 hari lalu

 Aghnia Punjabi/Foto: Instagram/ Aghnia Punjabi
Tangis Aghnia Punjabi untuk Sang Putri yang Dianiaya Pengasuh

Selebgram asal Malang Aghnia Punjabi tampak terisak saat menceritakan kembali peristiwa penganiayaan yang dialami putrinya.


Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

30 hari lalu

Penyanyi Andien Aisyah. Foto: Instagram/@andienaisyah
Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

Penyanyi Andien Aisyah rajin mengajak anak-anaknya mengikuti kegiatan sosial sejak kecil untuk melihat langsung kondisi di masyarakat.


6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

31 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.


Alergi Bisa Picu Anak Sering Sakit, Ini Kata Guru Besar FK Unair

31 hari lalu

Ilustrasi anak alergi. communitytable.parade.com
Alergi Bisa Picu Anak Sering Sakit, Ini Kata Guru Besar FK Unair

Guru Besar FK Unair mengatakan anak sering jatuh sakit bisa jadi karena alergi terhadap sesuatu yang belum diketahui orang tua.