TEMPO.CO, Jakarta - Semakin banyak wanita yang mandiri dalam aktivitas sehari-hari dan memutuskan untuk menyetir kendaraan sendiri. Meskipun otomotif seringkali dihubungkan sebagai suatu hal yang maskulin, wanita juga perlu mengetahui hal-hal dasar mengenai otomotif.
“Dalam dua dekade terakhir, jumlah pengemudi wanita juga meningkat secara signifikan di Indonesia. Namun hal ini tidak dibarengi dengan pengetahuan tentang mobil seperti perawatan, perbaikan, atau dalam hal menjual mobil mereka,” jelas Maria Francisca, Marketing Manager Carsome, platform jual mobil online, di 2madison avenue, Jakarta Selatan, Sabtu 20 Juli 2019.
Konstruksi sosial sering menghambat wanita untuk memahami otomotif. Padahal ada banyak hal-hal mendasar yang perlu dipahami wanita agar tidak mudah tertipu, khususnya saat harus servis sendiri ke bengkel atau saat jual beli mobil.
Ilustrasi wanita dengan ban mobil yang kempis. shutterstock.com
Karena otomotif dianggap sebagai hal yang maskulin, banyak wanita yang tidak pernah diajarkan mengenai otomotif ataupun malu untuk menunjukkan pengetahuan mengenai otomotif. Pengelolaan otomotif seringkali mengesampingkan peran wanita, dan menjadi suatu hal yang perlu dilakukan oleh pria. Sebenarnya, masalah otomotif ini penting untuk dipelajari oleh wanita.
“Wanita juga berhak menentukan preferensi otomotifnya sendiri sesuai dengan kebutuhan mobilitas dan kenyamanannya. Wajar sekali jika wanita punya bekal untuk mengukur mobil macam apa yang akan membuat aktivitasnya lebih efektif dan efisien,” tutur penulis otomotif, Ani Berta.
Bila wanita memiliki pengetahuan dasar mengenai otomotif, tentu dapat membuat urusan yang terkait otomotif di kehidupan sehari-hari lebih mudah dan cepat, sehingga mengurangi kerugian dalam hal keuangan maupun waktu.