TEMPO.CO, Jakarta - Menyiapkan pernikahan, termasuk untuk pesta, sering membuat banyak pasangan dan keluarga mereka pusing. Agar tidak terjadi hal demikian, sebaiknya pesta disesuaikan dengan harapan dan dana yang dimiliki.
Meski pun begitu, CEO Weddingku, Reza Paramita, menyarankan agar dana tidak menjadi penghalang calon pengantin untuk mewujudkan pesta impian karena saat ini tersedia banyak pilihan.
"Misalnya punya dana sekian, jangan takut untuk ketemu vendor pernikahan karena mereka bisa diajak berdiskusi," kata Reza.
Sebelum masuk ke tahap pengaturan dana, calon pengantin perlu mendiskusikan pendapatan masing-masing, kemudian seperti apa pesta pernikahan yang mereka inginkan.
"Ini peristiwa sekali seumur hidup, tidak bisa diulang," kata Reza.
Menurutnya, pada era digital seperti sekarang, calon mempelai dapat mengakses banyak informasi dan memiliki beragam pilihan sehingga kebutuhan pernikahan dapat disesuaikan dengan anggaran. Meski pun kini persiapan pernikahan sangat terbantu dengan teknologi, calon pengantin harus tetap bertemu dengan penyedia jasa dan melihat langsung produk-produk yang akan mereka pakai di hari H, misalnya pakaian pengantin.
"Budget Rp 5 juta pun bisa, sampai yang tidak terhingga," katanya.
Umumnya, dana yang perlu dipersiapkan untuk pesta pernikahan adalah untuk baju pengantin, makanan, tempat dan foto.
Ilustrasi pernikahan. youthconnect.in
"Perlu diingat, pusat pernikahan ini adalah pengantin, bukan tamu," kata Reza.
Ia menyarankan untuk membuat prioritas anggaran pernikahan dan bijak memilih agar dana sesuai dengan perhitungan. Jika setelah dihitung ternyata biaya melebihi anggaran, dengan catatan masih dalam batas kesanggupan, menurut Reza itu tidak apa karena momen-momen selama pernikahan tak bisa diukur dengan uang.
Sementara itu, perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie menambahkan calon pengantin harus membuat prioritas dalam pesta pernikahan, termasuk apakah akan menggunakan upacara adat di pesta pernikahan atau tidak. Pasangan sebaiknya sepakat pesta pernikahan seperti apa yang akan diselenggarakan.
Jika biaya untuk mengadakan upacara adat pernikahan dirasa terlalu besar, Prita menyarankan calon pengantin bersikap jujur, terutama kepada orang tua, bahwa mereka tidak sanggup. Jika memungkinkan, calon pengantin dapat menunggu dan menabung agar dapat mengadakan pernikahan sesuai dengan adat.
Alternatif lain, pasangan dapat mengadakan akad nikah, sementara pesta pernikahan di lain waktu, misalnya satu tahun kemudian. Waktu yang ada dapat dimanfaatkan untuk mengenal keinginan pribadi, keluarga, dan menentukan pesta seperti apa yang ingin diselenggarakan.