TEMPO.CO, Jakarta - Masih banyak orang tua yang senang anaknya disebut gemuk karena dianggap lucu dan menggemaskan. Padahal anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Bisa saja anak yang gemuk itu ternyata mengalami malnutrisi akibat penyakit tertentu, bahkan kanker.
Malnutrisi atau kurang gizi bukan saja ditandai anak yang kurus. Anak yang terlalu gemuk atau obesitas juga dapat disebut seperti itu. Saat ini, kondisi malnutrisi ganda di Indonesia, baik stunting maupun obesitas, masih menjadi topik yang cukup sering diperbincangkan publik.
Berbagai kondisi malnutrisi pada dasarnya disebabkan oleh asupan gizi yang tidak dapat memenuhi maupun sudah melampaui kebutuhan dasar anak sesuai dengan tahapan tumbuh kembang. Dalam rangka hari anak pada 23 Juli 2019, seharusnya kepedulian pemberian nutrisi kepada anak secara seimbang juga merupakan bagian dari agenda ke depan pemerintahan, termasuk kepada anak-anak yang kurang beruntung karena menderita kanker.
Ilustrasi obesitas. ANTARA
Masih banyak kesadaran orang tua yang rendah terhadap nutrisi kepada anak-anak. Hal ini tidak saja terjadi di desa terpencil, tetapi juga di perkotaan yang orang tuanya sibuk berkerja serta menyerahkan sepenuhnya asupan gizi kepada pekerja di rumah.
Persoalan nutrisi ini juga tidak hanya dialami anak-anak normal, tetapi sering terdapat kondisi khusus pada anak yang mengharuskan orang tua memberi perhatian lebih terhadap kebutuhan nutrisinya, seperti anak dengan kanker, agar tidak mengalami malnutrisi.
Desytha Rahma Dwi Utami, External Communication Manager for Early Life Nutrition and Medical Nutrition Danone Indonesia, menyebutkan pemenuhan nutrisi seimbang pada anak dengan penyakit tidak menular merupakan tantangan tersendiri bagi orang tua.