TEMPO.CO, Jakarta - Jika anak terlanjur mengalami obesitas, Anda bisa melakukan hal-hal beriut. Dua di antaranya mengatur pola makan dan latihan fisik.
"Dua-duanya harus berbarengan. Pola makan dibenerin, aktivitas juga dilakukan sama modifikasi perilaku serta dukungan keluarga," ujar spesialis anak dan konselor laktasi RS Pondok Indah - Pondok Indah, dr. Yovita Ananta, SpA, MHSM.
Pola makan anak diatur dengan pengurangan 200 kalori per hari dengan target penurunan berat badan 0,5 kilogram per minggu. Kemudian, jadwal makan besar tetap tiga kali sehari ditambah camilan dua kali berupa buah dan sayur, air putih di antara jadwal makan utama.
dr. Yovita Ananta (kiri), Dokter Spesialis Anak dan Konselor Laktasi di RSPI, di Amertha Warung Coffee, Jakarta Selatan, Kamis 18 Juli 2019 (Tempo/Astari P Sarosa)
"Kalau susah banget, minimal enggak naik dulu berat badannya sampai mencapai berat badan ideal," katanya.
Latihan fisik setidaknya dilakukan tiga kali dalam seminggu jika intensitasnya bugar, misalnya berlari atau setiap hari untuk intensitas sedang seperti berjalan cepat. Pilihannya beragam dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik anak, misalnya bersepeda, berenang, menari, karate, senam, sepak bola, basket.
Khusus untuk latihan penguatan otot, misalnya senam atau push up, dan penguatan tulang macam berlari atau lompat tali, sebaiknya dilakukan paling sedikit tiga kali dalam seminggu. Jika pola makan dan aktivitas fisik tak juga membantu, dokter bisa meresepkan obat-obatan tertentu, terutama jika ada penyakit penyerta seperti kolesterol hingga operasi bariatrik.
"Obat-obatan hanya untuk anak di atas usia 12 tahun," kata Yovita.