Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kata Peneliti, Lari Bisa Turunkan Risiko Kematian

Reporter

image-gnews
Ilustrasi laki-laki dan wanita berlari bersama. shutterstock.com
Ilustrasi laki-laki dan wanita berlari bersama. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lari, berapa pun kecepatan ataupun durasinya dapat mengurangi risiko kematian secara keseluruhan sekitar 30 persen dan 45 persen akibat penyakit jantung atau stroke. Begitu menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American College of Cardiology.

Orang yang berlari kurang dari satu jam dalam seminggu mendapatkan manfaat kesehatan yang sama seperti orang yang berlari lebih lama, apa pun jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, kondisi kesehatan, atau status merokoknya. Para peneliti mengatakan hal ini lebih baik dibandingkan latihan moderat selama 150 menit atau 75 menit latihan penuh semangat selama seminggu seperti yang direkomendasikan Departemen Kesehatan Amerika Serikat.

Baca juga:
Dokter Ingatkan Bahaya Lari Jarak Jauh tanpa Persiapan

"Lebih lama berlari mungkin tidak lebih baik dalam hubungannya dengan manfaat bagi kesehatan," ujar asisten profesor dari Universitas Negeri sekaligus ketua penulis studi, Lee Duck-chul, seperti dilansir USA Today.

Para peneliti menemukan, di samping mengurangi risiko kematian, berlari juga bisa memperpanjang usia harapan hidup. Menurut mereka, rata-rata orang yang senang berlari atau pelari dapat hidup tiga tahun lebih lama dibandingkan yang bukan pelari.

"Studi memberitahu kalau melakukan latihan jelas lebih baik dibandingkan tidak melakukan apa pun," kata profesor dari Northwestern University Feinberg School of Medicine sekaligus kardiolog di Asosiasi Jantung Amerika, Clyde Yancy.

Sementara itu, menurut kardiolog lain sekaligus wakil penulis studi, Carl Lavie, berlari secara konsisten bahkan dapat mengimbangi faktor risiko kematian lain, termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, dan merokok.

Untuk sampai pada kesimpulan ini, para peneliti memeriksa lebih dari 50 ribu orang dewasa berusia 18-100 tahun selama lebih dari 15 tahun. Mereka menggunakan data dari Aerobics Center Longitudinal Study.

Dalam studi itu, para partisipan menyelesaikan kuesioner mengenai kebiasaan lari mereka. Berdasarkan sampel, sekitar 24 persen partisipan dilaporkan menjadikan lari sebagai bagian dari latihan saat senggang.

Para peneliti juga menemukan partisipan yang lari terus menerus selama lebih dari enam tahun mendapatkan manfaat kesehatan yang paling signifikan, yakni 29 persen lebih rendah berisiko meninggal secara keseluran dan 50 persen lebih rendah meninggal karena penyakit kardiovaskular.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ilustrasi pelari. Shutterstock

Lavie mengatakan studi ini hanya memeriksa lari sebagai latihan yang dilakukan saat senggang. Menurutnya, latihan fisik dapat diterjemahkan dalam aktivitas lain, seperti bersepeda atau berjalan. Bagaimanapun, lari lebih intens dibandingkan aktivitas lain.

Jika berjalan, maka Anda harus melakukan dua kali lebih jauh. Sementara jika bersepeda, maka Anda harus melakukannya 3-4 kali lebih jauh. Lavie menyarankan, orang yang ingin memulai melakukan lari memulainya perlahan, yakni dengan berjalan, lalu melakukan jogging, dan berlari.

Menurut Lavie, waktu sempurna melakukan latihan sekitar 30-40 menit per hari. Namun, studi ini menunjukkan orang-orang masih bisa mengurangi risiko kematian hanya dengan melakukannya lima menit per hari.

Artikel lain:
Tips buat yang Ingin Ikut Lomba Lari Maraton

"Studi ini memberikan informasi yang bagus bagi orang-orang yang sering beralasan tidak melakukan lari karena tidak memiliki cukup waktu," ujarnya.

Di samping itu, para peneliti melakukan analisis tambahan untuk memeriksa pentingnya lari dan kebugaran fisik dibandingkan prediktor kematian lain.

"Kebugaran sebagian besar meniadakan efek samping faktor risiko kardiologis. Kebugaran dapat menjadi prediktor terkuat untuk bertahan hidup," ungkap Lavie.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Tanda yang Biasa Ditunjukkan Orang Menjelang Kematian

8 jam lalu

Ilustrasi kematian. Forbes.com
7 Tanda yang Biasa Ditunjukkan Orang Menjelang Kematian

Pengalaman setiap orang menjelang ajal tak selalu sama. Namun memahami tanda bisa membantu keluarga lebih ikhlas saat kematian menjemput.


Fun Run Ramadan Meriahkan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Amerika Serikat dan Indonesia

1 hari lalu

@america pada 23 Maret 2024, untuk pertama kalinya mengadakan kegiatan
Fun Run Ramadan Meriahkan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Amerika Serikat dan Indonesia

@america menggelar acara fun run yang diselenggarakan menjelang buka puasa dalam rangka 75 tahun hubungan diplomatik Amerika dan Indonesia


Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

7 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

Pakar menjelaskan ciri-ciri epilepsi yang sebenarnya sangat banyak, contohnya melamun atau bahkan sakit kepala.


7 Manfaat Lari, Tidak Hanya Olahraga Kardio

11 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
7 Manfaat Lari, Tidak Hanya Olahraga Kardio

Ada 7 manfaat lain dari olahraga lari yang secara tidak langsung dirasakan pelari menurut para ahli.


Arief Wismoyono Ingin Pertajam Rekor di Ajang Lari Ultra-Trail du Mont Blanc 2024

13 hari lalu

 Pelari trail Indonesia Arief Wismoyono ketika ditemui ANTARA seusai ia mengikuti jumpa pers pergelaran 'Trail of the Kings (TOTK) Danau Toba, Sumatra Utara' di ruangan press conference Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (15/3/2024). (ANTARA/Zaro Ezza Syachniar).
Arief Wismoyono Ingin Pertajam Rekor di Ajang Lari Ultra-Trail du Mont Blanc 2024

Arief Wismoyono ingin mempertajam catatan waktu sebagai pelari trail Tanah Air yang berhasil finis tercepat di lari Ultra-Trail du Mont Blanc 2024.


WHO: Jumlah Korban Tewas karena Serangan Israel di Gaza Lampaui 30 Ribu Jiwa

29 hari lalu

Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza  27 Februari 2024. REUTERS/Mohammed Salem
WHO: Jumlah Korban Tewas karena Serangan Israel di Gaza Lampaui 30 Ribu Jiwa

WHO menyebut jumlah kematian di Jalur Gaza sejak serangan Israel pada 7 Oktober lalu telah melampaui 30 ribu jiwa.


Santri Berusia 14 Tahun Diduga Dianiaya Senior di Kediri hingga Berujung Kematian

32 hari lalu

Ilustrasi penganiayaan
Santri Berusia 14 Tahun Diduga Dianiaya Senior di Kediri hingga Berujung Kematian

Seorang santri pondok pesantren di Kabupaten Kediri tewas dengan tubuh penuh luka diduga dianiaya oleh empat seniornya


Dubes Rusia Klaim Alexei Navalny Meninggal karena Penggumpalan Darah

36 hari lalu

Dubes Rusia Klaim Alexei Navalny Meninggal karena Penggumpalan Darah

Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menyebut bahwa tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny meninggal karena masalah kesehatan


AS akan Jatuhkan Sanksi terhadap Rusia atas Kematian Navalny

37 hari lalu

AS akan Jatuhkan Sanksi terhadap Rusia atas Kematian Navalny

Amerika Serikat pada Jumat 23 Februari 2024 akan mengumumkan sanksi terhadap Rusia atas kematian tokoh pengkritik pemerintah Rusia, Alexei Navalny


Lokasi Baru, Event Coast To Coast Night Trail Ultra 2024 Yogyakarta Diikuti Pelari dari 24 Negara

38 hari lalu

Event lari menyusuri pesisir pantai selatan Yogyakarta bertajuk Coast to Coast Night Trail Ultra. Dok.istimewa
Lokasi Baru, Event Coast To Coast Night Trail Ultra 2024 Yogyakarta Diikuti Pelari dari 24 Negara

Peserta Coast To Coast Night Trail Ultra akan menempuh rute pesisir Pantai Selatan pada malam hari dengan jarak ultra atau lebih dari 42 kilometer.