TEMPO.CO, Jakarta - Necrotizing fasciitis merupakan infeksi kulit langka akibat bakteri group A Streptococcus. Infeksi kulit langka ini menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh.
Baca juga: 10 Mitos Tentang Kulit
Gerbang masuk ke tubuh manusia paling mudah bagi bakteri adalah saat ada luka terbuka, luka bakar, gigitan serangga, hingga luka pascaoperasi. Hal yang sama terjadi dalam necrotizing fasciitis. Kata necrotizing berarti matinya jaringan. Sementara fasciitis berarti pembengkakan fascia, jaringan di bawah kulit yang membungkus otot, saraf, lemak, dan pembuluh darah.
Tentu pada setiap kejadian infeksi kulit, gejalanya bisa terdeteksi dengan mudah. Dalam necrotizing fasciitis, beberapa gejala yang mungkin terjadi adalah area kulit yang merah dan membengkak, rasa nyeri luar biasa, demam, luka atau bintik gelap di kulit, perubahan warna kulit, nanah keluar dari kulit yang terinfeksi, sakit kepala, diare, mual, lelah dan lesu.
Untuk mengatasi infeksi kulit pada necrotizing fasciitis, penangangan cepat adalah kunci kesembuhan. Langkah paling awal yang akan diambil biasanya berupa pemberian antibiotik dan operasi. Hal ini sangat krusial karena necrotizing fasciitis dapat menyebar dengan sangat cepat. Operasi harus dilakukan sesegera mungkin.
Pemberian antibiotik memang bisa memusnahkan bakteri. Meski demikian, terkadang antibiotik tidak dapat menjangkau semua area terutama yang jaringannya telah mati. Ketika hal ini terjadi, mau tidak mau dokter harus mengangkat jaringan yang mati agar infeksi tidak menyebar kian luas.
ilustrasi luka (pixabay.com)
Terkadang mendiagnosis necrotizing fasciitis tidak mudah karena gejalanya sangat mirip dengan infeksi kulit lainnya. Itu sebabnya dokter tak hanya melihat luka secara kasat mata saja. Diperlukan langkah-langkah medis lebih lanjut, seperti mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk diperiksa di laboratorium, memeriksa darah untuk mengetahui adakah kerusakan otot atau infeksi, dan CT scan/ MRI/ USG di area yang terluka.
Tantangan lain dalam menangani pasien necrotizing fasciitis adalah kemungkinan terjadinya komplikasi seperti sepsis (infeksi darah) hingga kegagalan organ. Selain itu, kerap terjadi shock berupa Streptococcal toxic shock syndrome yang dapat menyebabkan kematian. Ketika pasien mengalami hal ini, tekanan darahnya bisa turun drastis dan menyebabkan organ-organ gagal berfungsi.
Necrotizing fasciitis adalah infeksi kulit yang sangat langka. Orang yang rentan mengalami necrotizing fasciitis adalah orang-orang yang sebelumnya telah menderita penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti pasien diabetes, ginjal, siroris hati, dan kanker.
Lebih jauh lagi, necrotizing fasciitis tidak menular dari satu individu ke individu lainnya. Cara terbaik untuk mencegah infeksi kulit adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan, terutama ketika mengalami luka. Beberapa caranya mulai dari membersihkan semua luka terbuka dengan air dan sabun antiseptik, tutup luka dengan plester bersih, dan cuci tangan secara berkala. Ketika mengalami luka terbuka, hindari beraktivitas di kolam renang atau jacuzzi.