Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penciuman Menurun, Bisa Jadi Gejala Awal Demensia

Reporter

image-gnews
Ilustrasi mencium aroma produk kecantikan. Boldsky
Ilustrasi mencium aroma produk kecantikan. Boldsky
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ternyata, pemeriksaan saraf penciuman bisa membantu mendeteksi risiko prademensia seseorang. Begitu menurut spesialis saraf Dr. dr. Yuda Turana, SpS.

Yuda mengatakan, pemeriksaan biasanya dilakukan menggunakan aroma yang familiar dengan kondisi lingkungan pasien. Setidaknya ada 10 aroma yang umum digunakan dokter di Indonesia, antara lain, kayu putih, melati, kopi, jeruk, cokelat, kapur barus, tembakau, mentol, pandan, dan minyak tanah.

"Syaratnya, dia tidak sedang pilek, tidak bersin-bersin. Bila pasien tidak mampu mengidentifikasi jenis aroma itu, kemungkinan besar ada sesuatu (prediktor demensia)," katanya.

Artikel lain:
Saran Dokter agar Lansia Terhindar dari Demensia
Dokter Ungkap Pentingnya Mengetahui Gejala Demensia sejak Dini

Pasien nantinya dibolehkan mencium aroma dua kali selama lima menit sebelum menjawab. Penelitian Enhancing Diagnostic Accuracy of aMCI  in the Elderly pada 2014 yang dilakukan peneliti Fakultas Kedokteran Atma Jaya menunjukkan skor rendah pada pemeriksaan saraf penciuman menjadi prediktor prademensia. Dalam studi itu, sebanyak 109 subjek berusia 54-64 tahun terlibat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasilnya, jika kemampuan indera penciuman partisipan berkurang maka diprediksi 80 persen dapat mengalami kemunduran ingatan dan kognitif lain. Selain itu, partisipan yang mengalami kemunduran indera penciuman diikuti respons pupil mata yang hipersensitif, maka dia berpeluang 90 persen mengalami kemunduran kognitif.

Prademensia adalah kondisi seseorang yang sudah mengalami penurunan kognitif namun belum masuk kategori demensia. Selain melalui pemeriksaan indera penciuman, individu perlu menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh (medical check up) dalam konteks penuaaan otak, sebaiknya mereka yang sudah berusia 40 tahun melakukannya.

"Setiap orang saat usia 40 tahun sebaiknya sudah pernah melakukan medical check up atau umur yang lebih muda namun dengan faktor risiko, misalnya obesitas, diabetes," tutur Yuda.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

4 hari lalu

Ilustrasi tumor mata
Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

Banyak istilah medis yang sering dipahami dengan keliru. Berikut di antaranya.


Awas, Gangguan Pendengaran Dapat Percepat Demensia pada Lansia

34 hari lalu

ilustrasi lansia (pixabay.com)
Awas, Gangguan Pendengaran Dapat Percepat Demensia pada Lansia

Fungsi seperti mendengar dan berbicara dapat mempengaruhi proses demensia


Kebiasaan Tidur Ini Bisa Jadi Alarm dari Demensia

13 Februari 2024

Ilustrasi demensia. Shutterstock
Kebiasaan Tidur Ini Bisa Jadi Alarm dari Demensia

Menendang atau berteriak saat tertidur lelap bisa menjadi indikasi demensia.


Peneliti Ungkap Cara Jabat Tangan Bisa Cerminkan Kondisi Kesehatan

5 Februari 2024

Ilustrasi bersalaman. shutterstock.com
Peneliti Ungkap Cara Jabat Tangan Bisa Cerminkan Kondisi Kesehatan

Seiring usia, jabat tangan yang melemah bisa menandakan Anda berisiko lebih tinggi terhadap beragam komplikasi kesehatan. Simak penjelasannya.


Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

27 Januari 2024

Sejumlah pegiat literasi membaca buku saat kampanye #RuangBacaJakarta didalam Kereta MRT, Jakarta, Minggu, 8 September 2019. Kampanye ini merupakan gerakan MRT Jakarta untuk mendorong minat baca dan dan menjadikan membaca bagian dari gaya hidup masyarakat kota. TEMPO/Muhammad Hidayat
Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

Selain menambah wawasan, membaca buku dapat membantu penurunan dalam kesehatan mental, seperti stres dan demensia.


Kesulitan Parkir Kendaraan? Bisa Jadi Anda Mengidap Alzheimer

16 Januari 2024

Ilustrasi demensia/Alzheimer. Wisegeek.com
Kesulitan Parkir Kendaraan? Bisa Jadi Anda Mengidap Alzheimer

Pakar saraf menyebut dua tanda paling awal penyakit Alzheimer, salah satunya sulit parkir kendaraan dengan lurus. Ini sebabnya.


Macam Kebiasaan Buruk yang Mempercepat Demensia

15 Januari 2024

Ilustrasi duduk (pixabay.com)
Macam Kebiasaan Buruk yang Mempercepat Demensia

Selain keturunan, ras, dan riwayat cedera otak, faktor gaya hidup juga bisa menyebabkan demensia, terutama bila punya kebiasaan buruk berikut.


Beragam Faktor Penyebab Demensia pada Orang Muda

14 Januari 2024

Ilustrasi demensia. Shutterstock
Beragam Faktor Penyebab Demensia pada Orang Muda

Para peneliti mengidentifikasi faktor-faktor berkembangnya demensia lebih awal. Berikut ke-15 faktor risiko tersebut.


WHO Ingatkan Demensia, Gejala Dimulai dari Bingung di Lingkungan Akrab

4 Januari 2024

Ilustrasi demensia. Shutterstock
WHO Ingatkan Demensia, Gejala Dimulai dari Bingung di Lingkungan Akrab

Kampanye Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO perihal penyakit demensia yang merupakan prioritas kesehatan masyarakat mesti dipublikasikan secara luas.


Gejala Demensia yang Tampak saat Merayakan Natal

25 Desember 2023

Ilustrasi demensia. Pexels/Nilov
Gejala Demensia yang Tampak saat Merayakan Natal

Pakar menyarankan untuk melihat tanda demensia orang tersayang di Hari Natal. Menurutnya, salah satu tanda bisa dikenali dari hal sederhana.