Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Hal yang Membedakan Hamil Anggur dan Hamil Normal

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi hamil bermasalah. shutterstock.com
Ilustrasi hamil bermasalah. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada kasus hamil anggur, biasanya ibu hamil tidak tahu bahwa janin yang dikandungnya gagal tumbuh. Di dalam rahimnya hanya terdapat kumpulan kista berbentuk gumpalan air berwarna putih seperti anggur. 

Baca juga: Buat Ibu Hamil Susu Tak Cukup Penuhi Kebutuhan Zat Besi Harian

Hamil anggur memang seringkali tidak disadari karena memiliki tanda-tanda yang mirip pada wanita dengan kehamilan normal. Namun ada beberapa tanda hamil anggur d yang berbeda dibandingkan dengan kehamilan normal. Tanda-tanda wanita hamil tersebut meliputi beberapa hal berikut ini. 

#1. Tidak ada gerakan janin atau detak jantung yang terdeteksi
Pada kehamilan normal, ibu dapat melihat gerakan janin atau mendengar suara detak jantung janin ketika melakukan USG. Akan tetapi, jika tak ada suara detak jantung yang terdeteksi atau tidak ada pergerakan janin, maka kemungkinan ibu menderita hamil anggur. Meski demikian, hal ini tidak selalu menjadi tanda dari hamil anggur sehingga ibu hamil perlu memastikannya secara lebih lanjut kepada dokter.

#2. Perdarahan vagina yang mengandung kumpulan kista seperti anggur
Kondisi ini merupakan salah satu tanda yang membedakan hamil anggur dengan hamil normal. Perdarahan yang terjadi pada hamil anggur bisa berwarna coklat atau merah terang, dan terjadi selama trimester pertama.

Selain itu, perdarahan ini dapat disertai dengan keluarnya kumpulan kista yang berbentuk seperti anggur. Akan tetapi, pada hamil normal, ibu hamil trimester pertama hanya akan mengalami perdarahan ringan berupa bercak selama kurang lebih dua hari. Bercak perdarahan tersebut merupakan hal yang normal jika tidak ditandai dengan nyeri perut hebat.

#3. Mual dan muntah yang lebih sering dan parah
Mual dan muntah pada kehamilan normal merupakan kondisi yang sering terjadi. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja pada pagi, siang, sore, ataupun malam hari. Mual dan muntah yang terjadi biasanya ringan dan tidak akan meningkatkan risiko masalah apa pun pada bayi.

Lain halnya dengan hamil anggur, mual dan muntah pada hamil anggur terjadi lebih sering dan lebih parah. Hal ini tentunya akan membuat ibu kelelahan dan kehilangan banyak cairan. Jika ibu mengalami dehidrasi akibat terlalu banyak muntah, maka akan sangat berbahaya bagi kesehatan dirinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

#4. Pembesaran perut yang tidak biasa
Pada hamil anggur, perut dan rahim lebih cepat membesar dibandingkan dengan hamil normal. Kondisi ini biasanya tidak terlihat pada awal kehamilan dan lebih sering terjadi pada trimester kedua. Pembesaran perut yang tidak biasa ini banyak terjadi pada hamil anggur lengkap, sementara pada hamil anggur parsial jarang terjadi. Jika ibu merasa adanya pembesaran perut yang tidak biasa, sebaiknya segera lakukan USG untuk memastikannya.

#5. Preeklampsia dini
Preeklampsia pada kehamilan normal biasanya terjadi di trimester tiga kehamilan. Akan tetapi, jika terjadi lebih awal, seperti di trimester pertama atau kedua, maka kondisi tersebut bisa menandakan ibu mengalami hamil anggur. Preeklampsia dapat menyebabkan ibu mengalami tekanan darah tinggi, tangan atau kaki bengkak, terlalu banyak protein dalam urine, dan sakit kepala. Jika ibu mengalami kondisi tersebut di awal kehamilan, maka ia harus waspada dan segera memeriksakannya ke dokter.

#6. Hipertiroidisme atau tiroid terlalu aktif
Ketika hamil, terjadi peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) pada tubuh. Namun, peningkatan hormon hCG yang terlalu tinggi pada hamil anggur bisa menyebabkan kelenjar tiroid ibu menjadi terlalu aktif. Hal ini dapat mengakibatkan kulit menjadi hangat, berkeringat, gemetaran, dan jantung berdetak cepat. Sementara itu, pada kehamilan normal, bukan hanya hipertiroidisme yang dapat terjadi, tapi juga hipotiroidisme (kurangnya hormon tiroid).

Selain melihat tanda-tanda wanita hamil tersebut, untuk memastikan ibu mengalami hamil anggur atau tidak, tentunya mereka harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sedini dan serutin mungkin untuk menghindari risiko tertentu jika memang ia terbukti mengalami hamil anggur.

Ibu dapat melakukan pemeriksaan panggul melalui USG untuk melihat besar kecilnya rahim, pembesaran ovarium, dan jumlah hormon hCG yang tinggi. Selain itu, sonogram juga bisa dilakukan untuk melihat kumpulan kista berbentuk seperti anggur yang menandakan ketidaknormalan pada plasenta. Dokter akan memberitahu ibu mengenai penanganan yang harus dilakukan jika memang benar-benar mengalami hamil anggur.

SEHATQ

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

4 hari lalu

Ilustrasi Kehamilan. TEMPO/Aditia Noviansyah
Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

5 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

14 hari lalu

Ilustrasi perawatan ibu hamil. Shutterstock.com
Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.


Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

17 hari lalu

Ilustrasi wanita mual. Freepik.com
Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?


4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

17 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Foto: Unsplash/Kevin Liang
4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.


Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

18 hari lalu

Ilustrasi bayi tidur. Foto: Freepik.com/user18526052
Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur


Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

19 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil mudik. Shutterstock
Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

Ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan melalui USG hingga membawa camilan berprotein tinggi untuk perjalanan mudik Lebaran.


Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

20 hari lalu

Patricia Gouw dan suami, Daniel Bertoli. Foto: Instagram/@patriciagouw
Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

Patricia Gouw membagikan video perjalanannya dan suami menyambut anak pertama yang sempat keguguran tahun lalu.


Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

22 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com
Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.


Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

31 hari lalu

Ilustrasi kehamilan. Freepik.com
Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang mengalami komplikasi saat menjalani kehamilan cenderung memiliki risiko terkena penyakit jantung.