TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua perlu memperhatikan masa pertumbuhan anak yang penting dan menyesuaikan kebutuhannya, seperti 1.000 hari pertama penting untuk mengurangi risiko stunting. Orang tua juga perlu memperhatikan pertumbuhan otak anak dan bagaimana orang tua bisa memastikan anak bisa tumbuh menjadi orang yang cerdas dan bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
“Sekitar 90 persen otak manusia terbentuk di usia 0-5 tahun. Kalau kita ingin investasi pada seorang anak, masa PAUD atau sebelum sekolah SD adalah masa yang paling penting untuk investasi edukasi anak,” jelas Dr. Andyda Meliala, pendiri Resourceful Parenting Indonesia.
Baca juga:
Otak Kiri Lebih Dominan, Benarkah Orang Itu Lebih Cerdas?
Ada banyak fondasi yang perlu dibangun di masa pertumbuhan ini. Pernyataan Andyda juga didukung oleh berbagai riset tingkat internasional.
Dilansir dari Arizona PBS, otak anak berkembang lebih cepat saat masih di bawah 5 tahun dibanding waktu lain dalam kehidupan. Pengalaman seorang anak di tahun-tahun awal ini, positif atau negatif dan diasuh atau diabaikan, secara langsung mempengaruhi bagaimana otak berkembang.
Perkembangan ini juga memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan anak dan kemampuan untuk belajar dan berhasil di sekolah dan kehidupan.
“Anak di bawah lima tahun itu otaknya seperti spons, apapun yang mereka alami akan mereka serap, menyerap dengan mudahnya,” lanjut Andyda.
Karena itu, mengajarkan anak berbagai macam kosakata juga perlu dilakukan sejak kecil. Bila orang tua hanya mengucapkan beberapa kata ke anak kecil di bawah usia 5 tahun, mereka akan kesulitan untuk mempelajari lebih banyak kata saat sudah dewasa. Namun, anak yang sudah dibiasakan mendengar rangkaian kata sejak kecil akan mengetahui lebih banyak kosakata dan lebih mudah untuk mengingatnya saat sudah dewasa.
Artikel lain:
7 Makanan untuk Maksimalkan Kerja Otak, Merangsang Anak Cerdas
“Anak harus sering diajak berbicara dan bercerita. Mau 15 menit setiap hari juga akan sangat membantu. Itu adalah hal sederhana, tapi hasilnya benar-benar kuat,” jelas Andyda.
Fleksibilitas mental juga sangat penting untuk membangun kreativitas dan agar anak bisa beradaptasi. Hal ini dapat dikembangkan dengan memperkenalkan anak ke lingkungan yang berbeda.