TEMPO.CO, Jakarta - Di era yang serbadigital seperti sekarang, penggunaan gawai seharusnya menjadi alat komunikasi yang mempererat hubungan anggota keluarga. Pendapat itu disampaikan oleh Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Dwi Listyawardani.
Dwi berpendapat keberadaan gawai tidak seharusnya membuat hubungan antaranggota keluarga menjadi renggang, justru bisa menambah kualitas komunikasi di keluarga inti.
"Komunikasi antara orang tua dengan anak itu harus terus dijaga. Justru dengan adanya gawai harusnya menambah kualitas dan intensitas komunikasi," kata Dwi.
Artikel terkait:
Daripada Gawai, Sandra Dewi Pilih Berikan Buku pada Anak
Awas, Predator Mengincar Anak yang Kecanduan Gawai
Dwi berpendapat bahwa ada kekhawatiran kemungkinan menurunnya kualitas hubungan dan ketahanan keluarga jika melihat sejumlah persoalan yang dihadapi remaja masih terus muncul dan tidak berkurang. Menurutnya, masih adanya kasus penyalahgunaan narkoba, seks bebas, prevalensi penyakit menular seperti HIV/AIDS di kalangan remaja merupakan salah satu akibat dari pola pengasuhan yang salah dan minimnya komunikasi.
Baca Juga:
Dwi mengatakan hal tersebut mengindikasikan bahwa kendali orang tua terhadap remaja ini masih longgar. Dia menuturkan bahwa pengasuhan tidak berhenti hanya pada usia balita atau anak-anak tetapi juga hingga remaja.
"Komunikasi itu harus terus terjalin meski secara fisik harus berjauhan karena memang sekarang ini bisa saja anaknya yang remaja tidak tinggal satu rumah, tapi hubungan komunikasi harus tetap berjalan," ucap Dwi.