TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah pasien di rumah sakit meningkat 20 persen setelah Lebaran dibanding hari biasa. Penyakit yang mendominasi yakni diabetes (DM) dan hipertensi.
Kepala Divisi Pengembangan RS Pelni, dr. Didid Winnetouw, MPH., mengatakan terjadi peningkatan jumlah pasien lima hari setelah Lebaran, yang jatuh 5 JUni 2019.
"Dari data base yang kami punya terlihat ada pergerakan jumlah pasien, ada peningkatan tajam dari tanggal 10 sampai 15 Juni," kata Didid.
Rata-rata jumlah pasien selama rentang lima hari tersebut mencapai 1.000 orang per hari. Jumlah pasien tertinggi pada tanggal 13 Juni, jumlahnya mencapai 1.356 orang. Didid menyebutkan peningkatan jumlah pasien pasca-Lebaran tersebut kebanyakan rawat jalan sedangkan pasien rawat inap turun.
Artikel terkait:
Cara Mudah Cegah Penyakit Kronis, Hindari Dehidrasi
"Jenis penyakit yang mendominasi itu diabetes dan hipertensi, angka sekitar tiga sampai empat persen dari penyakit lainnya," kata Didid.
Meningkatnya jumlah pasien pasca-Lebaran terjadi hampir setiap tahun. Menurut Guru Besar bidang Keamanan Pangan dan Gizi, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB, Profesor Ahmad Sulaeman, penyebabnya kebiasaan buruk pola makan yang tidak terkontrol. Ia mengatakan jika saat puasa pola makan lebih terjaga, konsumsi garam dan gula lebih sedikit sehingga lebih sehat untuk tubuh.
Ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Selain karena pola makan buruk, faktor lain seperti kelelahan akibat mudik juga menjadi penyebab kesehatan pasca-Lebaran jadi terganggu
"Jadi setelah Lebaran itu, sakitnya bukan cuma diabetes saja, hipertensi dan gangguan pencernaan juga," kata Sulaeman.
Untuk menjaga kondisi kesehatan tetap sehat pasca-Lebaran, menurut Sulaeman dapat dilakukan dengan menjaga pola makan. Tidak berlebihan mengonsumsi segala jenis makanan. Memperbanyak buah dan sayur juga baik untuk menjaga gula darah dalam tubuh. Jenis buah dan sayur juga tidak harus mahal bisa pepaya, semangka, nanas, dan pisang.
Baca juga:
Mager, Awas 3 Penyakit Ini Mengintai
"Untuk sayur juga enggak harus brokoli, tidak perlu mahal, makan sayuran yang biasa ditanam di rumah juga bisa," kata Sulaeman.
Agar lebih sehat Sulaeman menyarankan untuk mengkonsumsi makanan overproses atau tidak pabrikan (bertepung) tapi konsumsilah makanan yang proses sedang seperti rebus-rebusan. Ia mengatakan hasil penelitian baru-baru ini kebiasaan masyarakat Meranti mengonsumsi sagu sangat baik buat kesehatan.
"Rata-rata masyarakat Meranti itu kadar gulanya rendah normal, tidak ada yang tinggi," kata Sulaeman.