TEMPO.CO, Jakarta - Pendidikan pada masa hamil (prenatal) sangat penting untuk mempersiapkan pasangan untuk menjadi orang tua. Kurangnya pengetahuan merupakan salah satu bentuk ketidakberdayaan yang dapat mendukung tingginya angka kematian ibu. Begitu kata dr Komang Wahyu Budiarta SpOG.
Pada kegiatan "Lovamil Berbagi Cinta (LBC)" bertema " Perawatan Bayi Baru lahir dan Kiat Sukses ASI Eksklusif" di Denpasar, Bali, Minggu, 16 Juni 2019, Wahyu mengatakan dalam
menjalankan perannya, ibu hamil membutuhkan pengetahuan yang baik tentang kesehatan ibu dan anak. Salah satunya melalui pendidikan ibu hamil.
Baca juga:
Telur, Makanan Super buat Ibu Hamil
Ia mengatakan kelas ibu hamil merupakan sarana bagi ibu hamil untuk belajar bersama dalam kelompok yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular, dan akte kelahiran.
Seiring dengan perkembangan dunia kedokteran, kebutuhan akan hasil pindai gambar yang lebih jelas dari alat ultrasonografi (USG) semakin tiggi. Secara umum LBC bertujuan meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap perilaku ibu hamil, dan cara melakukan perawatan bayi baru lahir.
Ibu hamil mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya nutrisi selama 1.000 hari pertama kehidupan karena nutrisi itu berbeda dengan makanan. Makanan adalah segala sesuatu yang dimakan, sedangkan nutrisi adalah kandungan yang terdapat di dalam makanan tersebut.
Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu, antara lain anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi. Sedangkan pada janin, antara lain dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, dan cacat bawaan.
Artikel lain:
Sebab Ibu Hamil Terlihat Cantik