TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas cuci wajah merupakan salah satu aktivitas wajib untuk menjaga kesehatan kulit wajah. Mitos yang mengelilingi aktivitas ini juga banyak, yang justru akan merusak kesehatan kulit wajah jika dilakukan.
Baca: Mencuci Wajah dengan Benar Setelah Seharian Terkontaminasi Makeup
Berikut lima mitos yang kerap didengar hingga saat ini:
1. Kulit yang kencang setelah cuci wajah menandakan kulit sudah bersih
Fakta: kulit yang terasa kencang setelah mencuci wajah justru salah satu pertanda sabun wajah yang Anda kenakan tidak tepat, atau terlalu keras, dengan pH lebih tinggi dari pH alami wajah (5,5). Sabun yang tepat adalah yang membersihkan namun tetap menjaga kelembaban alami kulit, dan menjaga pH alami kulit wajah.
2. Menggunakan air panas lebih cepat membersihkan dan memperbaiki aliran darah
Fakta: menggunakan air panas untuk mencuci wajah dapat merusak kelembaban alami kulit, dan menyebabkan kulit menjadi teriritasi. Menggunakan air dingin juga bukan cara terbaik. Air hangat suam-suam kuku adalah suhu yang sangat ideal untuk mencuci muka Anda.
3. Eksfoliasi sesering mungkin dapat membersihkan wajah dengan sempurna
Fakta: tujuan utama eksfoliasi memang untuk mengangkat sel kulit mati. Namun apabila dilakukan sesering mungkin, kulit menjadi kering dan mudah teriritasi. Menggosok wajah dengan keras pun akan merusak kulit.
Baca juga: Berapa Kali Harus Mencuci Wajah? Perhatikan Jenis Kulitnya Dulu
4. Sabun cuci wajah saja sudah cukup
Fakta: sabun cuci wajah bukan obat bagi semua masalah kulit sehingga cuci wajah saja tidak cukup. Jika Anda menggunakan makeup tebal, bersihkan wajah dengan makeup remover terlebih dahulu sebelum cuci wajah. Setelah itu gunakan pelembap untuk menjaga kesehatan kulit.
5. Mencuci wajah harus sesering mungkin
Fakta: terlalu sering mencuci wajah akan menimbulkan iritasi pada kulit. Selain itu, kulit wajah akan menjadi lebih kering dan mudah terinfeksi kuman.