#1. Depresi dan Penyakit Mental
Meskipun ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk bunuh diri, yang paling umum adalah orang tersebut mengalami depresi berat. Seseorang merasakan sakit emosional yang hebat tetapi tidak dapat melihat cara apa pun untuk menghilangkan rasa sakit itu selain mengakhiri hidupnya sendiri.
Penyakit mental lain selain depresi juga bisa berperan dalam bunuh diri. Misalnya, seseorang dengan skizofrenia atau penyakit lain yang menyebabkan psikosis mungkin mendengar suara-suara yang memerintahkannya untuk bunuh diri. Gangguan bipolar, suatu penyakit di mana seseorang mengalami periode mood yang tinggi dan rendah secara bergantian, juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk melakukan bunuh diri. Gangguan kepribadian Borderline adalah kondisi lain dengan tingkat bunuh diri yang tinggi. Gangguan makan, termasuk anoreksia dan bulimia, memiliki tingkat kematian yang tinggi karena bunuh diri.
#2. Stres Traumatis
Seseorang yang memiliki pengalaman traumatis, termasuk pelecehan seksual pada masa kanak-kanak, pemerkosaan, penganiayaan fisik, atau trauma perang, berada pada risiko lebih besar untuk bunuh diri, bahkan bertahun-tahun setelah trauma. Memiliki diagnosis gangguan stres pasca-trauma atau beberapa insiden trauma meningkatkan risiko lebih jauh.
#3. Penyalahgunaan Zat dan Impulsif
Obat-obatan terlarang dan alkohol juga dapat memengaruhi seseorang yang merasa ingin bunuh diri, membuatnya lebih impulsif dan cenderung bertindak atas desakannya daripada ketika ia sadar. Penggunaan narkoba dan alkohol dapat berkontribusi pada alasan lain orang melakukan bunuh diri, seperti kehilangan pekerjaan dan hubungan. Selain itu, tingkat penyalahgunaan zat dan gangguan penggunaan alkohol lebih tinggi di antara orang dengan depresi dan gangguan psikologis lainnya.
#4. Kehilangan atau Takut Kehilangan
Seseorang dapat memutuskan untuk bunuh diri saat menghadapi kehilangan atau ketakutan akan kehilangan. Situasi-situasi ini dapat meliputi: putus cinta atau pertemanan akrab, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan, kehilangan posisi sosial, kehilangan situasi hidup Anda karena alasan keuangan atau berakhirnya suatu hubungan, kegagalan akademik, kehilangan penerimaan sosial atau keluarga karena mengungkapkan orientasi seksual Anda, bullying, ditangkap atau dipenjara
#5. Keputusasaan
Keputusasaan, baik dalam jangka pendek atau sebagai sifat yang lebih tahan lama, telah ditemukan dalam banyak penelitian dapat berkontribusi pada keputusan untuk bunuh diri. Orang tersebut mungkin menghadapi tantangan sosial atau fisik dan tidak melihat bagaimana situasinya dapat membaik. Ketika seseorang merasa bahwa dia telah kehilangan semua harapan dan dia tidak merasa mampu mengubahnya, itu bisa menaungi semua hal baik dalam hidupnya, bunuh diri tampak seperti pilihan yang layak.
Selanjutnya... 6. Penyakit kronis